Psycological Disorder dan Terapi
Psycological Disorder dan Terapi
A. Konsep Abnormalitas
Menurut standar dan definisi statistic, abnormal
adalam suatu perilaku yang tidak normal atau jarang terjadi dalam arti tidak
banyak yang melakukan hal itu. Normal adalah suatu perilaku yang umum dan
banyak yang melakukannya. Hal ini juga berkaitan dengan norma yang ada di
masyarakat. Misalkan norma yang ada yaitu dalam kehidupan sehari-hari harus
menggunakan pakaian, itu berarti tidak diperbolehkan untuk telanjang, maka akan
jarang terjadi orang yang telanjang. Jika terjadi maka oknum tersebut disebut melanggar
norma masyarakat.
Perilaku abnormal itu juga memandang kenyamanan
subjek, misalnya pada norma itu tidak baik jika perempuan sering keluar rumah,
maka akan jarang tampak perempuan keluar rumah. Namun jika dengan berada di
rumah terlalu lama dapat menimbulkan tekanan pada perempuan tersebut maka
ketika ia keluar rumah itu bukanlah suatu abnormal.
Perilaku Maladaptif merupakan suatu
kesulitan dalam beradaptasi dengan kehidupannya. Bahkan ada perilaku atau
pengalaman tertentu yang dapat merusak kebahagiaan seseorang bahkan membuatnya
ingin menyakiti diri sendiri. Jika kita salah bertindak atau berperilaku maka
akan di anggap tidak wajar atau abnormal.
Seorang
professional atau psikolog dapat menentukan seseorang itu abnormal atau tidak
dari beberapa factor berikut :
1. Pemikiran
atau perilakunya tidak biasa. Misalnya ia merasakan panik yang luar biasa saat
bertemu orang asing atau sudah mencapai titik depresi berat.
2. Pemikiran
atau perilakunya tidak sejalan dengan norma sosial. Pada kasus ini perlu
digaris bawahi bahwa norma sosial itu dapat berubah seiring waktu berjalan,
contohnya LGBT yang dahulunya itu tidak diperbolehkan, dianggap melanggar norma
sosial, namun di zaman sekarang itu sudah diperbolehkan.
3. Pemikiran
atau perilaku psikologis yang dilakukan itu dapat menimbulkan perasaan atau
kondisi tidak nyaman.
4. Pemikiran
atau perilaku maladaptive, sehingga tidak menjalankan fungsi dengan benar,
5. Pemikiran
atau perilakunya dapat membahayakan diri sendiri atau bahkan orang lain.
Contohnya seperti bunuh diri dan membunuh orang lain tanpa kejelasan.
B. Jenis-Jenis
Gangguan Psikologi (Psychology Disorder)
1. Gangguan
Kecemasan
Gangguan
kecemasan merupakan suatu kondisi terjadi kecemasan yang berlebihan atau
kecemasan yang tidak biasa. Kecemasan disini juga dapat diartikan saat kita
merasakan kecemasan berlebih tanpa adanya alasan yang logis. Kecemasan yang
normal contohnya saat kita tahu bahwa beberapa hari lagi akan diadakan ujian
akhir, lalu kita merasa cemas akan itu, itu dapat dikatakan cemas yang wajar
dan biasa.
a. Gangguan
Fobia (Fobic)
Suatu benntuk kecemasan
yang lebih spesifik atau lebih khusus. Fobia juga berarti perasaan takut yang
berkelanjutan terhadap sesuatu. Misalnya rata-rata manusia takur pada ular,
mereka akan memilih untuk menghindar bahkan menjauh jika bertemu ular, itu
normal. Namun orang yang fobia ular ia akan takut pada apapun yang berhubungan
dengan ular, bahkan gambar ular saja ia bisa takut. Maka hal seperti itulah
disebut tidak biasa atau tidak normal. Contoh fobia lainnya seperti takut darah
(hematophobia), takut ketinggian (acrophobia), dan lainnya,
b. Gangguan
Panik
Saat mengalami serangan panik akan terjadi perubahan fisik dan seseorang itu akan merasa bahwa hidupnya akan berakhir, padahal itu hanyalah efek dari gangguan panik, hanya berhubungan dengan gangguan psikologisnya. Gejalanya seperti ia akan merasa takut berlebihan, berkeringat, merasa keluar dari tubuh, jantung berdebar kencang. Rentang waktu merasakan panik berlebih juga berbeda, ada yang berjam-jam, ada yang hanya beberapa menit. Rasa panik dapat timbul tiba-tiba, namun perlu untuk mengetahui penyebab merasakan panik berlebihan agar dapat dicegah.
Penyebab
Trauma, Kecemasan, dan Gangguan Stress
a. Factor
Perilaku dan Kognitif
Para psikologi kognitif
menyimpulkan dari segi kognitif, gangguan kecemasan timbul akibat hasil proses
berpikir yang salah atau irrasional. Apa yang kita pikirkan itu juga
mempengaruhi tingkat kecemasan. Hasil pemikiran atau kesimpulan yang tanpa
didasari suatu bukti yang jelas.
b. Factor
Biologis
Gangguan kecemasan
biasanya akan turun temurun dari keluarga, berarti ada pengaruh genetic disana,
makanya factor biologis juga berperan besar.
c. Factor
Budaya
Menurut APA gangguan kecemasan dapat
dipengaruhi budaya, disetiap daerah yang memiliki budayanya masing-masing. Di
Jepang itu ada ketakutan dengan takut melakukan hal yang memalukan atau
melanggar norma di tempat umum.
2. Gangguan
Disosiatif: Perubahan Identitas
Gangguan
disosiatif merupakan suatu disosiasi atau terputusnya ingatan atau rasa
identitas seseorang, bisa juga dinamakan perubahan identitas. Berikut
jenis-jenis gangguan disosiatif :
a. Amnesia Disosiatif
Kondisi dimana seseorang
tidak dapat mengingat identitas, seperti nama seseorang, peristiwa pribasi. Hal
ini berkaitan dengan memori jangka Panjang episodik. Amnesia disosiatif itu
berbeda dengan amnesia retrograde. Kalau amnesia retrograde itu diakibatkan
oleh cedera fisik, namun amnesia disosiatif ini disebabkan oleh psikologisnya.
Pada amnesia disosiatif ini kita lupa mengenai satu kenangan akibat trauma,
yang mana waktu pengembaliannya bisa cepat bisa lama.
b. Disosiatif
Fugue
Fugure dalam bahasa latin
berarti “penerbangan”. Jadi disosiatif fugue terjadi saat misalkan seseorang
dalam perjalanan jauh, lalu ia tidak dapat mengingat jalan mana yang dilaluinya
tadi.
c. Disosiatif
Identitas
Gangguan disosiatif identitas atau
bisa disebut gangguan kepribadian ganda. Pada kondisi ini di dalam satu tubuh
terdapat 2 atau lebih kepribadian yang berbeda. Saat seseorang memiliki dua
kepribadian maka salah satunya yang menjadi kepribadian inti, yang mana saat
kepribadian inti “terbangun” maka ia akan merasa asing dan tidak tahu yang
terjadi sebelumnya.
Penyebab
Gangguan Disosiatif
Menurut Dorahy. (2001) penyebab dari
gangguan disosiatif hilang ingatan atau tidak adanya kesadaran merupakan suatu
bentuk adaptif atau penyesuaian terhadap trauma yang terjadi. Hal ini berkaitan
dengan kognitif dan perilaku, yang mana saat kenangan trauma itu terlintas di
pikiran atau kembali teringat maka akan timbul perasaan bersalah, malu, dan
lainnya sehingga membuat ketidaknyamanan. Sama halnya saat kita mengingat
sesuatu yang tidak menyenangkan maka otak kita akan berusaha untuk
menyingkirkan pemikiran itu dengan mengingat hal menyenangkan lainnya.
3. Gangguan
Mood
Gangguan mood atau afek berarti “emosi” atau “suasana
hati”. Gangguan mood dapat juga disebut gangguan afektif. Perasaan emosi
seperti sedih, senang, putus asa, dan lainnya, sedangkan emosi yang stabil
berada antara senang dan sedih. Gangguan mood itu kadar nya beragam, ada yang
sedan gada yang ekstrem. Gangguan mood berhubungan dengan bipolar dan depresi.
a. Gangguan
Depresi
Depresi adalah suatu
kondisi yang sangat tertekan dan muncul tanpa adanya gangguan lain. Depresi
mayor meliputi rasa sedih, rasa sedih yang dirasakan akan berlebihan dan
berkepanjangan. Gejalanya seperti tidak menikmati aktivitas yang dikerjakan,
sulit tidur, merasa lelah, nafsu makan berubah. Seseorang yang mengalami
demikian bisa saja mencapai tahap halusinasi (American
Psychiatric
Association,
2013). Bahkan lebih parahnya lagi saat seseorang mengalami
depresi akan timbul pemikiran untuk menyakiti diri sendiri bahkan bunuh diri.
Dijelaskan bahwa terdapat perbedaan depresi perempuan dan laki-laki, bisa
factor hormonal dan lainnya. Namun sekarang sudah tidak terlalu nampak
perbedannya, bisa karena factor perkawinan, jenis karir, jumlah anak (Ciccarelli,
2017).
b. Gangguan
Bipolar
Menurut halusinasi American
Psychiatric Association. (2013) gangguan bipolar merupakan suatu kondisi dimana
saat seseorang mengalami tahap depresi hingga manik (gembira, emosi, energi
secara berlebihan). Seseorang mengalami depresi dan kegembiraan berlebihan yang
terjadi secara bergantian dalam waktu yang cepat. Orang yang mengalami bipolar
mengalami kegelisahan, mudah tersinggung, tidak bisa diam, dan energi yang
berlebih.
Penyebab Gangguan Mood
Seseorang yang mengalami gangguan mood
pada umumnya disebabkan oleh pemikiran yang selalu negative, pemikiran negative
nya terlalu besar sehingga mengalahkan pemikiran positifnya. Hal tersebut dapat
menambah tekanan yang ada. Factor lainnya yaitu datang dari lingkungannya,
dalam sebuah penelitian bahwa seorang yang depresi lingkungannya nakal, tidak
baik sedangkan yang normal lingkungannya disayang keluarga, punya harga diri
yang tinggi.
4. Gangguan
Makan
Gangguan makan berhubungan dengan asupan makan, zat
non nutrisi, atau tidak mencapai target standar. Berikut jenis-jenis gangguan
makan :
a. Anorexia
Nervosa
Kondisi saat seseorang
mengurangi makannya hingga mencapai berat badan yang rendah. Efek yang dapat
ditimbulkan seperti sekresi hormon tidak normal, otot jantung menjadi lemah,
detak jantung berubah. Efek fisiknya seperti kurang tidur, tekanan darah
rendah, diare. Penderita anorexia akan menekan dirinya agar tidak makan untuk
mencapai berat badan menurutnya ideal tersebut.
b. Bulimia
Nervosa
Bulimia kebalikan dari
anorexia, yaitu gangguan makan yang berlebihan dalam satu waktu. Hal ini
merupakan suatu cara yang salah dalam penambahan berat badan.
c. Binge
Eating Disorder
Suatu kondisi saat seseorang tidak
bisa mengontrol dirinya, seberapa banyak ia harus makan atau kapan ia harus
berhenti makan.
Penyebab Gangguan
Makan
Menurut Keel & Forney.(2013) factor
terbesar dari gangguan makan pada terletak pada perempuan (remaja dan dewasa).
Menignkatnya sensitifitas berpengaruh pada bulimia sedangkan takut terhadap
makanan berpengaruh pada anorexia. Hal ini juga didasari dari keinginan
seseorang untuk kurus (diet) atau untuk terlihat lebih terisi, namun terdapat
kesalahan dalam metode yang dipakai.
5. Sexual
Dysfunction
Disfungsi
seksual merupakan gangguan atau terdapat kesalahan pada fungsi seksual, seperti
tidak adanya gairah, minat, dan respon seksual. Menurut penelitian Lewis dkk.
(2010) disfungsi terjadi pada wanita dengan 40-45%, sedangkan pada laki-laki
20-30%, namun kenyataannya bisa saja lebih besar karena tidak semua orang akan
terbuka mengenai seksual.
Beberapa gangguan disfungsi seksual yaitu :Gangguan
gairah, gangguan gairah berhubungan dengan fisik, seperti gangguan eksresi,
nyeri pada panggul. Faktr penyebab nya pun berbeda, ada factor fisik, seperti
pengaruh obat, cacat fisik, penggunaan obat terlarang. Penyakit akut seperti diabetes,
stroke, kanker. Kedua ada factor sosiokultural, yang mana di beberapa budaya
ada yang mendapat tekanan yang lebih, sehingga hal tersebut juga dapat menjadi factor.
Ketiga ada factor psikologis yang mana berhubungan dengan hubungan antara kedua
pasangan seksual. Contoh terapi atau pemulihan yang dapat dilakukan seperti psikoterapi,
terapi hormon, terapi seks, pemulihan perilaku.
6. Schizophrenia
Skizofrenia
digambarkan sebagai gangguan psikotik yang jangka waktunya cukup lama, suatu delusi
yang tidak sesuai dengan kenyataan, suatu gangguan melibatkan pikiran,
perasaan, persepsi. Gangguan skizofrenia ini ditandakan dengan delusi, delusi
merupakan suatu pemikiran yang diyakininya yang tidak sesuai dengan kenyataan
meskipun orang tersebut dihadapkan kenyataan yang sebenarnya tapi ia tetap
teguh terhadap keyakinannya. Delusi itu sendiri banyak macam nya, seperti
delusi penganiayaan, mereka percaya bahwa orang lain akan menyakitinya, delusi
pengaruh, meyakini bahwa dirinya sedang dikendalikan oleh orang lain.
Gejala
lainnya yaitu gangguan berbicara, seorang skizofrenia akan mengarang kata, akan
susah mensinkronkan antara kata yang dikeluarkan dengan pikiran. Apa yang mereka
katakan akan tidak nyambung. Selain itu mereka juga tidak bisa dengan maksimal
dalam pengolahan informasi atau bahkan tidak menyaring informasi dengan benar. Informasi
yang tidak terlalu dibutuhkan tetap diterima. Gejala negative ini dapat menurunkan
fungsi normal.
Gejala lainnya
seperti falt effect, yaitu seorang skizofrenia tidak ada atau kurangnya respon
emosional. Mereka sulit untuk mengekspresikan yang dirasakan, bahkan di
beberapa penelitian juga bahkan mereka salah respon emosional , seperti dalam
kondisi yang sedih malah tertawa tanpa control. Ada juga canatonia, yaitu
perilaku terganggu atau aneh. Seorang skizofrenia akan bertingkah aneh atau
bahkan mempertahankan perilaku tersebut selama ber jam jam tanpa berubah
Penyebab Skizofrenia
Penyebab skizofrenia
penggabungan antara factor lingkungan dengan factor genetic. Hasil sebuah
penelitian mengatakan bahwa dalam segi factor genetiknya, saat seorang ibu
sedang hamil dan terkena virus maka itu akan berpengaruh, misalnya infeksi
virul, peradangan pada otak, pengaruh kimia (dopamine, GABA, glutamate). Selain
factor gen juga ada factor lingkungan, factor lingkungan yang paling mempengaruhi
adalah lingkungan keluarga. Seorang skizofrenia yang memiliki keluarga dengan tingkat
emosi yang cukup tinggi atau membenci anggota keluarga yang mengalami
skizofrenia maka akan lebih parah untuk mengalami gangguan psikotik
dibandingkan dengan anggota keluarga yang Tingkat emosinya cukup rendah.
7. Personality
Disorder
Gangguan
kepribadian berbeda dengan gangguan yang lainnya, karena mencakup beberapa
aspek kehidupan lainnya. Menurut American Psychiatric Association. (2013) Gangguan
kepribadian merupakan pola perilaku yang kaku dan maladaptive, suatu perilaku
yang susah beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan orang lain atau dengan
lingkungannya. Perilaku yang timbul seperti dipandang aneh oleh orang lain,
paranoid, sangat dramatis, emosional.berikut jenisjenis gangguan kepribadian :
a. Antisocial
Personality Disorder (ASPD)
Orang yang antisosial ini
biasanya bertolak belakang dengan masyarakat, tidak taat peraturan yang
berlaku, berbohong, dan lainnya. Mereka tidak peduli dengan orang lain,
mengutamakn keuntungan diri sendiri tanpa melihat hak orang lain. Seperti mereka
suka meminjam uang (keuntungan pribadi) tapi tidak ada tanggung jawab membayar
utang, mereka egois, manipulative. Menurut American
Psychiatric Association. (2013) pada ASPD ini persentase laki-laki lebih
besar dibandingkan perempuan.
b. Borderline
Personality Disorder (BLPD)
Orang dengan gangguan ini punya hubungan
atau interaksi dengan orang lain yang tidak stabil. Pilihan karir, pilihan seksual
dapat berubah drastic dan dramatis. Tahap depresi bukan hal aneh lagi, bisa
saja terlibat dalam penyalahgunaan narkoba, upaya bunuh diri. Penderita BLPD
ini sering kali mengalami emosi yang berlebihan. Menurut American Psychiatric
Association. (2013) perempuan 3 kali lebih besar mengalami BLPD dibandingkan
laki-laki.
Penyebab Gangguan Kepribadian
Salah satu penyebab gangguan kepribadian
yaitu factor genetic, gangguan yang terjadi dalam sebuah keluarga atau komunikasi
yang tidak baik dapat menyebabkan gangguan kepribadian. Pengalaman masa kecil
yang tidak baik dapat menimbulkan trauma yang akan berpengaruh pada kepribadian
seseorang, pola asuh yang tidak baik, hal inilah yang menjadi factor gangguan
kepribadian, karena kepribadian juga dibentuk salah satunya di lingkungan
keluarga.
8. Jenis-Jenis
Terapi berdasarkan Pendekatan Psikologi
Biasanya
psikoterapi itu membantu dalam proses kesehatan mental dan yang mengalami
gangguan psikis yang mana proses terapinya lebih menuntun untuk jauh mengenal
diri sendiri.
1. Psychoanalysis
Menurut
Freud, pikiran digunakan untuk mencegah rasa cemas sehingga tidak masuk pada
kesadaran seseorang. Lalu Freud menciptakan sebuah metode terapi disebut terapi
psikoanalisis, yang mana terapi ini akan mendorong seseorang untuk lebih
terbuka dan dorongan atas keinginan alam bawah sadarnya. Ada dua teknik yang
dilakukan untuk membuat pasien menyatakan mengenai alam bawha sadarnya :
a. Interpretasi
mimpi
Menurut Freud suatu hal
yang disembunyikan atau dipendam oleh seseorang itu akan berpotensi muncul ke
dalam mimpi. Meskipun nanti yang ada di mimpi hanya bagian kecil tapi jika
ditafsirkan dengan baik akan dapat mengungkap masalah yang disembunyikan.
b. Asosiasi
Bebas
Diciptakan oleh Josef
Breuer, dalam teknik ini pasien akan diminta untuk mengungkapkan apapun itu dengan
konteks yang bebas, sehingga dari ungkapan itu nantinya akan akan
diterjemahkan. Bahkan pasien akan secara tidak sadar mengatakan hal yang
sebenarnya ia sembunyikan.
2. Humanistic
Therapist
Para
ahli humanistic tidak berfokus pada alam bawha sadar tapi mereka lebih fokus
pada pengalaman emosi dan emosi yang sadar. Berikut dua cara terapi humanistik
:
a. Roger’s
Person Center Therapy
Menurut Rogers yang
berperan penting disini yaitu pasiennya, yang mana ia harus mengambil andil
besar dengan menceritakan yang dialami dan para terapis harus menerima dengan
ramah. Seorang terapis harus memberikan respon dengan konsep keaslian,
penghargaan yang positif, dan empati. Keaslian yang dimaksud harus jujur dan
terbuka dalam merespon pasien. Pengahrgaan yang positif yaitu terapis harus ramah,
hangat, tidak menekan pasien dan mengahrgai perasaan yang dialami oleh pasien. Ketiga
yang empati, seorang terapis harus mampu merasakan yang dialami pasien, mencoba
memposisikan diri dengan pasien agar pesan tersebut sampai dan dapat dirasakan.
b. Gestald
Theraphy
Metode ini diciptakan
oleh Fritz Perls, yaitu dengan pasien yang mengungkapkan perasaannya dengan kursi.
Kursi yang akan menjadi bagian dari permasalahn di masa lalu klien, yang mana akan
ada perasaan yang disembunyikan. Apalagi jika perasaan tersebut tidak dapat
diterima baik di kalangan masyarakat maka ia akan menjadi orang lain untuk
dapat menyesuaikan diri.
3. Behavior
Therapists
Pada behavior therapist
terdapat beberapa metode sebagai berikut :
a. Therapies
Based on Classical Conditioning
Terapi dengan cara
pembelajaran respon yang tidak sengaja menggabungkan suatu stimulus yang
merespon dengan yang netral. Metode ini dapat mengganti respon yang tidak
sesuai dengan respon yang memang seharusnya terjadi. Terapi ini dapat membantu
gangguan fobia, gangguan kecemasan.
· Systematic
Desensitization
Pada terapi ini dapat menimimalisir rasa takut dan semas dengan melakukan hal ini. Diawali dengan pelatihan reaksi oto, harus santai dan relaks, lalu buatlah sebuah tulisan mengenai apa saja yang membuat ketakutan yang besar dan ketakutan yang kecil. Terakhir dengan bantuan orang professional maka pasien dituntun untuk mulai menghadapi yang ditulis tadi dimulai dari ketakutan yang kecil, masih dalam keadaan yang relaks.
· Aversion
Therapy
Sebuah terapi dengan
metode sesuatu hal yang tidak kita sukai lalu disandingkan dengan sesuatu yang
kontra.
· Exposure
Therapy
Metode ini yaitu membuat
pasien untuk berani dalam menghadapi ketakutan atau kecemasannya selama ini
dalam kondisi yang relaks. Disini pasien dituntun untuk menghadapi bukannya
menghindar.
b. Therapies
Based on Operant Conditioning
Metode terapi ini lebih
memfokuskan bagaimana untuk dapat membuat pasien mengendalikan masalahnya,
bukan mencari tahu penyebab dari ketakutan tersebut.
· Modeling
Suatu teknik dengan
memakai model sebagai objek yang akan ditiru oleh pasien.
· Using
Reinforcement
Dengan melibatkan ingatan
positif dan menyingkirkan jauh-jauh ingatan negative.
· Using
Extinction
Dengan cara menghilangkan
fokus atau perhatiannya saat mengalami hal tersebut.
· Behavioral
Activation
Pasien yang mengalami
depresi sehingga menarik dirinya dari lingkungan sosial, sehingga ia tidak
mendapatkan dukungan positif dari sekitar. Dengan metode behavioral activation
yaitu mengaktifkan Kembali pasien tersebut dengan lingkungannya.
4. Cognitive
Therapist
Kepercayaan
yang salah ataupun keyakinan yang tidak sesuai sehingga hal inilah yang
membuatkan susah beradaptasi (maladaptive). Hal ini ditandai dengan seseorang
itu hanya berfokus pada situasi dengan acuh terhadap fakta, membuat kesimpulan
tanpa bukti yang konkrit, fokus pada hal negative dan menutup akses untuk hal
positif itu datang. Namun beberapa gejala ini dapat diselesaikan oleh metode
berikut :
a. Cognitive-Behavioral
Therapy (CBT)
Jika permasalahannya ia menyimpulkan
sesuatu tanpa bukti, maka pada metode ini pasien akan dituntun untuk bisa
berpikir lebih rasional. Kesadaran yang dimiliki dapat mempengaruhi perilaku
dan kesadaran dapat diubah.
b. Ellis
And Rational Emotive Behavior Therapist
Membantu klien untuk
berani menyanggah hal yang tidak rasional tersebut dengan sesuatu yang
rasional. Pasien dapat lebih sadar terhadap hal tersebut.
5. Terapi
Kelompok
Menurut
Yalom.(1995) terapi kelompok merupakan suatu terapi yang dilakukan secara
bersamaan dengan satu orang terapis, biasanya hal ini saat masalah yang dihapai
itu sama. Terapi kelompok itu sendiri memiliki beberapa keuntungan, salah
satunya dalam hal sumber daya, yang mana hanya dengan satu terapis dapat
menyelesaikan permasalahan banyak orang. Selain itu bagi pasien juga dapat lebih
membuka pikiran mereka bahwa mereka tidak sendiri yang mengalami masalah,
bahkan ada yang lebih parah. Salah satu
contoh terapi kelompok adalah terapi keluarga. Yang mana terapi ini melibatkan
semua anggota keluarga, tujuannya untuk menyelesaikan suatu permasalahan agar
dapat diselesaikan dengan metode lebih baik.
6. Keefektifan
Untuk mengukur seberapa efektif terapi tersebut sebenarnya tidak menentu. Bahkan ada yang remisi spontan yaitu proses penyembuhan yang terjadi dengan sendirinya tanpa adanya bantuan dari terapis. Menurut hasil survey terhadap pasien didapatkan hasil sekitar 75-90% psikoterapi amat membantu dan semakin panjang terapinya maka semakin membaik. Namun hal ini tidak dapat dideteksi apakah metode yang ini lebih fokus pada gangguan yang mana. Hal ini masih terlihat umum secara keseluruhan.
7. Karakteristik
Keefektifan
a. Pendekatan
Faktor umum merupakan suatu pendekatan modern elektisisme dan factor umum
kesuksesan berbagai bentuk terapi (Norcross,2005). Factor yang paling penting
adalah hubungan antara pasien dan terapis. Hubungan ini harus ramah, terbuka,
hangat, empati, dan saling menghargai agar tidak melanggar atau melebihi batas professional.
b. Pengobatan
berbasis bukti, meliputi akses pengobatan yang mana yang relevan dengan yang
dialami oleh pasien. Dengan pengobatan berbasis bukti itu akan menuju pada
hasil seperti atau perbaikan yang diharapkan, sehingga tercipta juga hubungan
terapis dan pasien yang baik.
c. Neuroimarging Psikoterapi, merupakan dengan melihat perubahan apa yang akan ditimbulkan dari terapi tersebut.
Contoh Penerapan Dalam Kehidupan Sehari-Hari
1. Pada interpretasi mimpi, dalam kehidupan misalkan kita rindu kepada seseorang namun tidak disampaikan atau disembunyikan. Maka orang tersebut akan masuk ke dalam mimpi.
2. Anorexia Nervosa, yaitu kondisi yang banyak dialami oleh para remaja saat ini, seolah mereka selalu meras tubuhnya gendut, padahal tidak. Terobsesi untuk kurus atau menurunkan berat badan sehingga tidak makan atau jarang.
Referensi :
Ciccarelli, S. K., White, J. N. (2017). Psychology 5th Ed. Pearson Prentice Hall. Atkinson & Hilgard. 2009. Introduction to Psychology 15th Edition. Cengage learning
Komentar
Posting Komentar