Psycological Disorder dan Terapi

Psycological Disorder dan Terapi 



Nama             : Hanum Nabilah

NIM              : 2310321011

Kelas             : Psikologi A

Dosen Pengampu     :

Diny Amenike, M.Psi.,Psikolog

Mafaza, S.Psi.,M.Sc

Puji Gufron Rhodes, S.Psi, M.Si,



A.    Konsep Abnormalitas

Menurut standar dan definisi statistic, abnormal adalam suatu perilaku yang tidak normal atau jarang terjadi dalam arti tidak banyak yang melakukan hal itu. Normal adalah suatu perilaku yang umum dan banyak yang melakukannya. Hal ini juga berkaitan dengan norma yang ada di masyarakat. Misalkan norma yang ada yaitu dalam kehidupan sehari-hari harus menggunakan pakaian, itu berarti tidak diperbolehkan untuk telanjang, maka akan jarang terjadi orang yang telanjang. Jika terjadi maka oknum tersebut disebut melanggar norma masyarakat.

Perilaku abnormal itu juga memandang kenyamanan subjek, misalnya pada norma itu tidak baik jika perempuan sering keluar rumah, maka akan jarang tampak perempuan keluar rumah. Namun jika dengan berada di rumah terlalu lama dapat menimbulkan tekanan pada perempuan tersebut maka ketika ia keluar rumah itu bukanlah suatu abnormal.

Perilaku Maladaptif merupakan suatu kesulitan dalam beradaptasi dengan kehidupannya. Bahkan ada perilaku atau pengalaman tertentu yang dapat merusak kebahagiaan seseorang bahkan membuatnya ingin menyakiti diri sendiri. Jika kita salah bertindak atau berperilaku maka akan di anggap tidak wajar atau abnormal.

Seorang professional atau psikolog dapat menentukan seseorang itu abnormal atau tidak dari beberapa factor berikut :

1.     Pemikiran atau perilakunya tidak biasa. Misalnya ia merasakan panik yang luar biasa saat bertemu orang asing atau sudah mencapai titik depresi berat.

2.     Pemikiran atau perilakunya tidak sejalan dengan norma sosial. Pada kasus ini perlu digaris bawahi bahwa norma sosial itu dapat berubah seiring waktu berjalan, contohnya LGBT yang dahulunya itu tidak diperbolehkan, dianggap melanggar norma sosial, namun di zaman sekarang itu sudah diperbolehkan.

3.     Pemikiran atau perilaku psikologis yang dilakukan itu dapat menimbulkan perasaan atau kondisi tidak nyaman.

4.     Pemikiran atau perilaku maladaptive, sehingga tidak menjalankan fungsi dengan benar,

5.     Pemikiran atau perilakunya dapat membahayakan diri sendiri atau bahkan orang lain. Contohnya seperti bunuh diri dan membunuh orang lain tanpa kejelasan.

 

B.    Jenis-Jenis Gangguan Psikologi (Psychology Disorder)

1.     Gangguan Kecemasan

Gangguan kecemasan merupakan suatu kondisi terjadi kecemasan yang berlebihan atau kecemasan yang tidak biasa. Kecemasan disini juga dapat diartikan saat kita merasakan kecemasan berlebih tanpa adanya alasan yang logis. Kecemasan yang normal contohnya saat kita tahu bahwa beberapa hari lagi akan diadakan ujian akhir, lalu kita merasa cemas akan itu, itu dapat dikatakan cemas yang wajar dan biasa.

a.     Gangguan Fobia (Fobic)

Suatu benntuk kecemasan yang lebih spesifik atau lebih khusus. Fobia juga berarti perasaan takut yang berkelanjutan terhadap sesuatu. Misalnya rata-rata manusia takur pada ular, mereka akan memilih untuk menghindar bahkan menjauh jika bertemu ular, itu normal. Namun orang yang fobia ular ia akan takut pada apapun yang berhubungan dengan ular, bahkan gambar ular saja ia bisa takut. Maka hal seperti itulah disebut tidak biasa atau tidak normal. Contoh fobia lainnya seperti takut darah (hematophobia), takut ketinggian (acrophobia), dan lainnya,

b.     Gangguan Panik

Saat mengalami serangan panik akan terjadi perubahan fisik dan seseorang itu akan merasa bahwa hidupnya akan berakhir, padahal itu hanyalah efek dari gangguan panik, hanya berhubungan dengan gangguan psikologisnya. Gejalanya seperti ia akan merasa takut berlebihan, berkeringat, merasa keluar dari tubuh, jantung berdebar kencang. Rentang waktu merasakan panik berlebih juga berbeda, ada yang berjam-jam, ada yang hanya beberapa menit. Rasa panik dapat timbul tiba-tiba, namun perlu untuk mengetahui penyebab merasakan panik berlebihan agar dapat dicegah.

 

Penyebab Trauma, Kecemasan, dan Gangguan Stress

a.     Factor Perilaku dan Kognitif

Para psikologi kognitif menyimpulkan dari segi kognitif, gangguan kecemasan timbul akibat hasil proses berpikir yang salah atau irrasional. Apa yang kita pikirkan itu juga mempengaruhi tingkat kecemasan. Hasil pemikiran atau kesimpulan yang tanpa didasari suatu bukti yang jelas.

b.     Factor Biologis

Gangguan kecemasan biasanya akan turun temurun dari keluarga, berarti ada pengaruh genetic disana, makanya factor biologis juga berperan besar.

c.     Factor Budaya

Menurut APA gangguan kecemasan dapat dipengaruhi budaya, disetiap daerah yang memiliki budayanya masing-masing. Di Jepang itu ada ketakutan dengan takut melakukan hal yang memalukan atau melanggar norma di tempat umum.

 

2.     Gangguan Disosiatif: Perubahan Identitas

Gangguan disosiatif merupakan suatu disosiasi atau terputusnya ingatan atau rasa identitas seseorang, bisa juga dinamakan perubahan identitas. Berikut jenis-jenis gangguan disosiatif :

a.      Amnesia Disosiatif

Kondisi dimana seseorang tidak dapat mengingat identitas, seperti nama seseorang, peristiwa pribasi. Hal ini berkaitan dengan memori jangka Panjang episodik. Amnesia disosiatif itu berbeda dengan amnesia retrograde. Kalau amnesia retrograde itu diakibatkan oleh cedera fisik, namun amnesia disosiatif ini disebabkan oleh psikologisnya. Pada amnesia disosiatif ini kita lupa mengenai satu kenangan akibat trauma, yang mana waktu pengembaliannya bisa cepat bisa lama.

b.     Disosiatif Fugue

Fugure dalam bahasa latin berarti “penerbangan”. Jadi disosiatif fugue terjadi saat misalkan seseorang dalam perjalanan jauh, lalu ia tidak dapat mengingat jalan mana yang dilaluinya tadi.

c.     Disosiatif Identitas

Gangguan disosiatif identitas atau bisa disebut gangguan kepribadian ganda. Pada kondisi ini di dalam satu tubuh terdapat 2 atau lebih kepribadian yang berbeda. Saat seseorang memiliki dua kepribadian maka salah satunya yang menjadi kepribadian inti, yang mana saat kepribadian inti “terbangun” maka ia akan merasa asing dan tidak tahu yang terjadi sebelumnya.

 

Penyebab Gangguan Disosiatif

Menurut Dorahy. (2001) penyebab dari gangguan disosiatif hilang ingatan atau tidak adanya kesadaran merupakan suatu bentuk adaptif atau penyesuaian terhadap trauma yang terjadi. Hal ini berkaitan dengan kognitif dan perilaku, yang mana saat kenangan trauma itu terlintas di pikiran atau kembali teringat maka akan timbul perasaan bersalah, malu, dan lainnya sehingga membuat ketidaknyamanan. Sama halnya saat kita mengingat sesuatu yang tidak menyenangkan maka otak kita akan berusaha untuk menyingkirkan pemikiran itu dengan mengingat hal menyenangkan lainnya.

3.     Gangguan Mood

Gangguan mood atau afek berarti “emosi” atau “suasana hati”. Gangguan mood dapat juga disebut gangguan afektif. Perasaan emosi seperti sedih, senang, putus asa, dan lainnya, sedangkan emosi yang stabil berada antara senang dan sedih. Gangguan mood itu kadar nya beragam, ada yang sedan gada yang ekstrem. Gangguan mood berhubungan dengan bipolar dan depresi.

a.     Gangguan Depresi

Depresi adalah suatu kondisi yang sangat tertekan dan muncul tanpa adanya gangguan lain. Depresi mayor meliputi rasa sedih, rasa sedih yang dirasakan akan berlebihan dan berkepanjangan. Gejalanya seperti tidak menikmati aktivitas yang dikerjakan, sulit tidur, merasa lelah, nafsu makan berubah. Seseorang yang mengalami demikian bisa saja mencapai tahap halusinasi (American Psychiatric

Association, 2013). Bahkan lebih parahnya lagi saat seseorang mengalami depresi akan timbul pemikiran untuk menyakiti diri sendiri bahkan bunuh diri. Dijelaskan bahwa terdapat perbedaan depresi perempuan dan laki-laki, bisa factor hormonal dan lainnya. Namun sekarang sudah tidak terlalu nampak perbedannya, bisa karena factor perkawinan, jenis karir, jumlah anak (Ciccarelli, 2017).

b.     Gangguan Bipolar

Menurut halusinasi American Psychiatric Association. (2013) gangguan bipolar merupakan suatu kondisi dimana saat seseorang mengalami tahap depresi hingga manik (gembira, emosi, energi secara berlebihan). Seseorang mengalami depresi dan kegembiraan berlebihan yang terjadi secara bergantian dalam waktu yang cepat. Orang yang mengalami bipolar mengalami kegelisahan, mudah tersinggung, tidak bisa diam, dan energi yang berlebih.

Penyebab Gangguan Mood

Seseorang yang mengalami gangguan mood pada umumnya disebabkan oleh pemikiran yang selalu negative, pemikiran negative nya terlalu besar sehingga mengalahkan pemikiran positifnya. Hal tersebut dapat menambah tekanan yang ada. Factor lainnya yaitu datang dari lingkungannya, dalam sebuah penelitian bahwa seorang yang depresi lingkungannya nakal, tidak baik sedangkan yang normal lingkungannya disayang keluarga, punya harga diri yang tinggi.

4.     Gangguan Makan

Gangguan makan berhubungan dengan asupan makan, zat non nutrisi, atau tidak mencapai target standar. Berikut jenis-jenis gangguan makan :

a.     Anorexia Nervosa

Kondisi saat seseorang mengurangi makannya hingga mencapai berat badan yang rendah. Efek yang dapat ditimbulkan seperti sekresi hormon tidak normal, otot jantung menjadi lemah, detak jantung berubah. Efek fisiknya seperti kurang tidur, tekanan darah rendah, diare. Penderita anorexia akan menekan dirinya agar tidak makan untuk mencapai berat badan menurutnya ideal tersebut.

b.     Bulimia Nervosa

Bulimia kebalikan dari anorexia, yaitu gangguan makan yang berlebihan dalam satu waktu. Hal ini merupakan suatu cara yang salah dalam penambahan berat badan.

c.     Binge Eating Disorder

Suatu kondisi saat seseorang tidak bisa mengontrol dirinya, seberapa banyak ia harus makan atau kapan ia harus berhenti makan.

                        Penyebab Gangguan Makan

Menurut Keel & Forney.(2013) factor terbesar dari gangguan makan pada terletak pada perempuan (remaja dan dewasa). Menignkatnya sensitifitas berpengaruh pada bulimia sedangkan takut terhadap makanan berpengaruh pada anorexia. Hal ini juga didasari dari keinginan seseorang untuk kurus (diet) atau untuk terlihat lebih terisi, namun terdapat kesalahan dalam metode yang dipakai.

5.     Sexual Dysfunction

Disfungsi seksual merupakan gangguan atau terdapat kesalahan pada fungsi seksual, seperti tidak adanya gairah, minat, dan respon seksual. Menurut penelitian Lewis dkk. (2010) disfungsi terjadi pada wanita dengan 40-45%, sedangkan pada laki-laki 20-30%, namun kenyataannya bisa saja lebih besar karena tidak semua orang akan terbuka mengenai seksual.

 Beberapa gangguan disfungsi seksual yaitu :Gangguan gairah, gangguan gairah berhubungan dengan fisik, seperti gangguan eksresi, nyeri pada panggul. Faktr penyebab nya pun berbeda, ada factor fisik, seperti pengaruh obat, cacat fisik, penggunaan obat terlarang. Penyakit akut seperti diabetes, stroke, kanker. Kedua ada factor sosiokultural, yang mana di beberapa budaya ada yang mendapat tekanan yang lebih, sehingga hal tersebut juga dapat menjadi factor. Ketiga ada factor psikologis yang mana berhubungan dengan hubungan antara kedua pasangan seksual. Contoh terapi atau pemulihan yang dapat dilakukan seperti psikoterapi, terapi hormon, terapi seks, pemulihan perilaku.

 

6.     Schizophrenia

Skizofrenia digambarkan sebagai gangguan psikotik yang jangka waktunya cukup lama, suatu delusi yang tidak sesuai dengan kenyataan, suatu gangguan melibatkan pikiran, perasaan, persepsi. Gangguan skizofrenia ini ditandakan dengan delusi, delusi merupakan suatu pemikiran yang diyakininya yang tidak sesuai dengan kenyataan meskipun orang tersebut dihadapkan kenyataan yang sebenarnya tapi ia tetap teguh terhadap keyakinannya. Delusi itu sendiri banyak macam nya, seperti delusi penganiayaan, mereka percaya bahwa orang lain akan menyakitinya, delusi pengaruh, meyakini bahwa dirinya sedang dikendalikan oleh orang lain.

Gejala lainnya yaitu gangguan berbicara, seorang skizofrenia akan mengarang kata, akan susah mensinkronkan antara kata yang dikeluarkan dengan pikiran. Apa yang mereka katakan akan tidak nyambung. Selain itu mereka juga tidak bisa dengan maksimal dalam pengolahan informasi atau bahkan tidak menyaring informasi dengan benar. Informasi yang tidak terlalu dibutuhkan tetap diterima. Gejala negative ini dapat menurunkan fungsi normal.

Gejala lainnya seperti falt effect, yaitu seorang skizofrenia tidak ada atau kurangnya respon emosional. Mereka sulit untuk mengekspresikan yang dirasakan, bahkan di beberapa penelitian juga bahkan mereka salah respon emosional , seperti dalam kondisi yang sedih malah tertawa tanpa control. Ada juga canatonia, yaitu perilaku terganggu atau aneh. Seorang skizofrenia akan bertingkah aneh atau bahkan mempertahankan perilaku tersebut selama ber jam jam tanpa berubah

            Penyebab Skizofrenia

            Penyebab skizofrenia penggabungan antara factor lingkungan dengan factor genetic. Hasil sebuah penelitian mengatakan bahwa dalam segi factor genetiknya, saat seorang ibu sedang hamil dan terkena virus maka itu akan berpengaruh, misalnya infeksi virul, peradangan pada otak, pengaruh kimia (dopamine, GABA, glutamate). Selain factor gen juga ada factor lingkungan, factor lingkungan yang paling mempengaruhi adalah lingkungan keluarga. Seorang skizofrenia yang memiliki keluarga dengan tingkat emosi yang cukup tinggi atau membenci anggota keluarga yang mengalami skizofrenia maka akan lebih parah untuk mengalami gangguan psikotik dibandingkan dengan anggota keluarga yang Tingkat emosinya cukup rendah.

 

7.     Personality Disorder

Gangguan kepribadian berbeda dengan gangguan yang lainnya, karena mencakup beberapa aspek kehidupan lainnya. Menurut American Psychiatric Association. (2013) Gangguan kepribadian merupakan pola perilaku yang kaku dan maladaptive, suatu perilaku yang susah beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan orang lain atau dengan lingkungannya. Perilaku yang timbul seperti dipandang aneh oleh orang lain, paranoid, sangat dramatis, emosional.berikut jenisjenis gangguan kepribadian :

a.     Antisocial Personality Disorder (ASPD)

Orang yang antisosial ini biasanya bertolak belakang dengan masyarakat, tidak taat peraturan yang berlaku, berbohong, dan lainnya. Mereka tidak peduli dengan orang lain, mengutamakn keuntungan diri sendiri tanpa melihat hak orang lain. Seperti mereka suka meminjam uang (keuntungan pribadi) tapi tidak ada tanggung jawab membayar utang, mereka egois, manipulative. Menurut American Psychiatric Association. (2013) pada ASPD ini persentase laki-laki lebih besar dibandingkan perempuan.

b.     Borderline Personality Disorder (BLPD)

Orang dengan gangguan ini punya hubungan atau interaksi dengan orang lain yang tidak stabil. Pilihan karir, pilihan seksual dapat berubah drastic dan dramatis. Tahap depresi bukan hal aneh lagi, bisa saja terlibat dalam penyalahgunaan narkoba, upaya bunuh diri. Penderita BLPD ini sering kali mengalami emosi yang berlebihan. Menurut American Psychiatric Association. (2013) perempuan 3 kali lebih besar mengalami BLPD dibandingkan laki-laki.

                        Penyebab Gangguan Kepribadian

Salah satu penyebab gangguan kepribadian yaitu factor genetic, gangguan yang terjadi dalam sebuah keluarga atau komunikasi yang tidak baik dapat menyebabkan gangguan kepribadian. Pengalaman masa kecil yang tidak baik dapat menimbulkan trauma yang akan berpengaruh pada kepribadian seseorang, pola asuh yang tidak baik, hal inilah yang menjadi factor gangguan kepribadian, karena kepribadian juga dibentuk salah satunya di lingkungan keluarga.


8.     Jenis-Jenis Terapi berdasarkan Pendekatan Psikologi

Biasanya psikoterapi itu membantu dalam proses kesehatan mental dan yang mengalami gangguan psikis yang mana proses terapinya lebih menuntun untuk jauh mengenal diri sendiri.

1.     Psychoanalysis

Menurut Freud, pikiran digunakan untuk mencegah rasa cemas sehingga tidak masuk pada kesadaran seseorang. Lalu Freud menciptakan sebuah metode terapi disebut terapi psikoanalisis, yang mana terapi ini akan mendorong seseorang untuk lebih terbuka dan dorongan atas keinginan alam bawah sadarnya. Ada dua teknik yang dilakukan untuk membuat pasien menyatakan mengenai alam bawha sadarnya :

a.     Interpretasi mimpi

Menurut Freud suatu hal yang disembunyikan atau dipendam oleh seseorang itu akan berpotensi muncul ke dalam mimpi. Meskipun nanti yang ada di mimpi hanya bagian kecil tapi jika ditafsirkan dengan baik akan dapat mengungkap masalah yang disembunyikan.

b.     Asosiasi Bebas

Diciptakan oleh Josef Breuer, dalam teknik ini pasien akan diminta untuk mengungkapkan apapun itu dengan konteks yang bebas, sehingga dari ungkapan itu nantinya akan akan diterjemahkan. Bahkan pasien akan secara tidak sadar mengatakan hal yang sebenarnya ia sembunyikan.

2.     Humanistic Therapist

Para ahli humanistic tidak berfokus pada alam bawha sadar tapi mereka lebih fokus pada pengalaman emosi dan emosi yang sadar. Berikut dua cara terapi humanistik :

a.     Roger’s Person Center Therapy

Menurut Rogers yang berperan penting disini yaitu pasiennya, yang mana ia harus mengambil andil besar dengan menceritakan yang dialami dan para terapis harus menerima dengan ramah. Seorang terapis harus memberikan respon dengan konsep keaslian, penghargaan yang positif, dan empati. Keaslian yang dimaksud harus jujur dan terbuka dalam merespon pasien. Pengahrgaan yang positif yaitu terapis harus ramah, hangat, tidak menekan pasien dan mengahrgai perasaan yang dialami oleh pasien. Ketiga yang empati, seorang terapis harus mampu merasakan yang dialami pasien, mencoba memposisikan diri dengan pasien agar pesan tersebut sampai dan dapat dirasakan.

b.     Gestald Theraphy

Metode ini diciptakan oleh Fritz Perls, yaitu dengan pasien yang mengungkapkan perasaannya dengan kursi. Kursi yang akan menjadi bagian dari permasalahn di masa lalu klien, yang mana akan ada perasaan yang disembunyikan. Apalagi jika perasaan tersebut tidak dapat diterima baik di kalangan masyarakat maka ia akan menjadi orang lain untuk dapat menyesuaikan diri.

3.     Behavior Therapists

Pada behavior therapist terdapat beberapa metode sebagai berikut :

a.     Therapies Based on Classical Conditioning

Terapi dengan cara pembelajaran respon yang tidak sengaja menggabungkan suatu stimulus yang merespon dengan yang netral. Metode ini dapat mengganti respon yang tidak sesuai dengan respon yang memang seharusnya terjadi. Terapi ini dapat membantu gangguan fobia, gangguan kecemasan.

·       Systematic Desensitization

Pada terapi ini dapat menimimalisir rasa takut dan semas dengan melakukan hal ini. Diawali dengan pelatihan reaksi oto, harus santai dan relaks, lalu buatlah sebuah tulisan mengenai apa saja yang membuat ketakutan yang besar dan ketakutan yang kecil. Terakhir dengan bantuan orang professional maka pasien dituntun untuk mulai menghadapi yang ditulis tadi dimulai dari ketakutan yang kecil, masih dalam keadaan yang relaks.

·       Aversion Therapy

Sebuah terapi dengan metode sesuatu hal yang tidak kita sukai lalu disandingkan dengan sesuatu yang kontra.

·       Exposure Therapy

Metode ini yaitu membuat pasien untuk berani dalam menghadapi ketakutan atau kecemasannya selama ini dalam kondisi yang relaks. Disini pasien dituntun untuk menghadapi bukannya menghindar.

b.     Therapies Based on Operant Conditioning

Metode terapi ini lebih memfokuskan bagaimana untuk dapat membuat pasien mengendalikan masalahnya, bukan mencari tahu penyebab dari ketakutan tersebut.

·       Modeling

Suatu teknik dengan memakai model sebagai objek yang akan ditiru oleh pasien.

·       Using Reinforcement

Dengan melibatkan ingatan positif dan menyingkirkan jauh-jauh ingatan negative.

·       Using Extinction

Dengan cara menghilangkan fokus atau perhatiannya saat mengalami hal tersebut.

·       Behavioral Activation

Pasien yang mengalami depresi sehingga menarik dirinya dari lingkungan sosial, sehingga ia tidak mendapatkan dukungan positif dari sekitar. Dengan metode behavioral activation yaitu mengaktifkan Kembali pasien tersebut dengan lingkungannya.

4.     Cognitive Therapist

Kepercayaan yang salah ataupun keyakinan yang tidak sesuai sehingga hal inilah yang membuatkan susah beradaptasi (maladaptive). Hal ini ditandai dengan seseorang itu hanya berfokus pada situasi dengan acuh terhadap fakta, membuat kesimpulan tanpa bukti yang konkrit, fokus pada hal negative dan menutup akses untuk hal positif itu datang. Namun beberapa gejala ini dapat diselesaikan oleh metode berikut :

a.     Cognitive-Behavioral Therapy (CBT)

Jika permasalahannya ia menyimpulkan sesuatu tanpa bukti, maka pada metode ini pasien akan dituntun untuk bisa berpikir lebih rasional. Kesadaran yang dimiliki dapat mempengaruhi perilaku dan kesadaran dapat diubah.

b.     Ellis And Rational Emotive Behavior Therapist

Membantu klien untuk berani menyanggah hal yang tidak rasional tersebut dengan sesuatu yang rasional. Pasien dapat lebih sadar terhadap hal tersebut.

5.     Terapi Kelompok

Menurut Yalom.(1995) terapi kelompok merupakan suatu terapi yang dilakukan secara bersamaan dengan satu orang terapis, biasanya hal ini saat masalah yang dihapai itu sama. Terapi kelompok itu sendiri memiliki beberapa keuntungan, salah satunya dalam hal sumber daya, yang mana hanya dengan satu terapis dapat menyelesaikan permasalahan banyak orang. Selain itu bagi pasien juga dapat lebih membuka pikiran mereka bahwa mereka tidak sendiri yang mengalami masalah, bahkan ada  yang lebih parah. Salah satu contoh terapi kelompok adalah terapi keluarga. Yang mana terapi ini melibatkan semua anggota keluarga, tujuannya untuk menyelesaikan suatu permasalahan agar dapat diselesaikan dengan metode lebih baik.

6.     Keefektifan

Untuk mengukur seberapa efektif terapi tersebut sebenarnya tidak menentu. Bahkan ada yang remisi spontan yaitu proses penyembuhan yang terjadi dengan sendirinya tanpa adanya bantuan dari terapis. Menurut hasil survey terhadap pasien didapatkan hasil sekitar 75-90% psikoterapi amat membantu dan semakin panjang terapinya maka semakin membaik. Namun hal ini tidak dapat dideteksi apakah metode yang ini lebih fokus pada gangguan yang mana. Hal ini masih terlihat umum secara keseluruhan.

7.     Karakteristik Keefektifan

a.     Pendekatan Faktor umum merupakan suatu pendekatan modern elektisisme dan factor umum kesuksesan berbagai bentuk terapi (Norcross,2005). Factor yang paling penting adalah hubungan antara pasien dan terapis. Hubungan ini harus ramah, terbuka, hangat, empati, dan saling menghargai agar tidak melanggar atau melebihi batas professional.

b.     Pengobatan berbasis bukti, meliputi akses pengobatan yang mana yang relevan dengan yang dialami oleh pasien. Dengan pengobatan berbasis bukti itu akan menuju pada hasil seperti atau perbaikan yang diharapkan, sehingga tercipta juga hubungan terapis dan pasien yang baik.

c.     Neuroimarging Psikoterapi, merupakan dengan melihat perubahan apa yang akan ditimbulkan dari terapi tersebut.


Contoh Penerapan Dalam Kehidupan Sehari-Hari

1. Pada interpretasi mimpi, dalam kehidupan misalkan kita rindu kepada seseorang namun tidak disampaikan atau disembunyikan. Maka orang tersebut akan masuk ke dalam mimpi.

2. Anorexia Nervosa, yaitu kondisi yang banyak dialami oleh para remaja saat ini, seolah mereka selalu meras tubuhnya gendut, padahal tidak. Terobsesi untuk kurus atau menurunkan berat badan sehingga tidak makan atau jarang.


Referensi :

Ciccarelli, S. K., White, J. N. (2017). Psychology 5th Ed. Pearson Prentice Hall. Atkinson & Hilgard. 2009. Introduction to Psychology 15th Edition. Cengage learning

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proses dan Fungsi Mental : Sensasi dan persepsi

Psikoanalisa dan Humanistik

Stress dan Kesehatan