Fungsionalisme dan Behaviorisme
Fungsionalisme dan Behaviorisme
A. Awal
Perkembangan Psikologi di Amerika
Kebanyakan
orang beranggapan kalau sebelum adanya Titchener psikologi belum ada, kenyataannya psikologi telah ada sebelum
tahun 1880-an. James McKeen Cattell beranggapan bahwa hanya psikologi
eksperimental yang nyata, selain dari itu hanyalah filosof. Cattell juga
berkeinginan besar psikologi eksperimental terpisah dari filsafat.
Berikut
beberapa tahapan perkembangan psikologi di Amerika :
1. Tahap
satu (Filsafat Moral dan Mental 1640-1776)
Pada
periode ini psikologi membahas mengenai etika, keilahian, dan filsafat. Pada
tahap ini juga ilmu itu hanya diterima tanpa dipertanyakan. Harvard merupakan
salah satu universitas yang memasukkan psikologi ke dalamnya.
2. Tahap
kedua (Filsafat Intelektual 1776-1886)
Pada
tahap kedua ini psikologi sebagai suatu disiplin ilmu yang terpisah, kebanyakan
berada di bawah kendali filsafat akal sehat Skotlandia yang mana berfokus pada
pengalaman dan kebiasaan mental. Pada masa ini banyak pengaruh dari filosof
Skotlandia serta penekanan terhadap individu.
3. Tahap
ketiga (Renaisans AS 1886-1896)
Pada
masa ini akhirnya psikologi bebas atau benar-benar terpisah dari filsafat.
Disini psikologi lebih menekankan mengenai perbedaan individu, kepraktisan,
adaptasi yang mana pembahasan itu sangat cocok dengan orang di Amerika Serikat.
4. Tahap
keempat (Fungsionalisme AS 1896-Sekarang)
Pada tahap keempat ini pembahasan tentang individu, kepraktisan, adaptasi semua digabung jadi satu yakni sekolah fungsionalisme, awal mula timbulnya fungsionalisme ditandai dengan James menerbitkan sebuah buku berjudul Prinsip Psikologi ditahun 1890. Tujuan psikologi itu sendiri untuk memahami struktur pikiran dengan mengandalkan intropeksi. Bagi fungsionalis konsep ini dari teori evolusi yang mana untuk memahami bagaimana peran pikiran dan perilaku tersebut.
B. Karakteristik
Fumgsionalisme
Dari sekian banyaknya keragaman fungsionalis
tergantung bagaimana mereka menyebut dirinya fungsionalis, berikut karakter
tersebut menurut Keller :
1. Para
fungsionalis menentang strukturalis dalam elemen kesadaran.
2. Para
fungsionalis tertarik pada proses mental, karena menurut mereka hal itu
berkaitan dengan adaptasi lingkungan jadi begitu berguna.
3. Para
fungsionalis ingin psikologi sebagai ilmu praktis bukan hanya sekadar ilmu
murni, mereka menginginkan setiap teori yang diperoleh dapat diaplikasikan
dalam kehidupan.
4. Para
fungsionalis juga ingin mempelajari tentang hewan, anak-anak, dan manusia
abnormal.
5. Para
fungsionalis beranggapan introspeksi sebagai alat penelitian yang valid.
6. Para
fungsionalis juga tertarik terhadap membuat organisme berbeda dari pada
organisme yang sama.
C. William
James
William
James lahir di New York City pada 11 Januari, ia suka melukis namun sang ayah
menentang itu dan menuntut nya untuk melanjutkan pendidikan di Eropa namun hal
itu tidak maksimal dan akhirnya ia mendaftar di Universitas Harvard jurusan
kimia lalu beralih ke fisiologi untuk mendalami tentang kedokteran. James
memegang teguh prinsip pragmatisme yaitu sebuah teori yang baru dianggap valid
jika sudah dialami dan benar adanya. Ia mengambil contoh tentang kebebasan
seseorang.
Berikut
beberapa teori James :
1. kesadaran, James menentang hal ini karena beberapa alasan, pertama kesadaran itu suatu hal yang pribadi yang merupakan pengalaman masing-masing. Kedua, kesadaran terus menerus terjadi dan tidak dapat di analisis. Ketiga, kesadaran setiap orang terus berubah-ubah seiring berjalan waktu. Keempat, kesadaran itu selektif tergantung pengalaman orang, dengan beberapa bantahan dapatlah disimpulkan bahwa kesadaran itu fungsional maka dari situlah sekolah fungsional berkembang dan dari sanalah asal usul nya.
2. Kebiasaan,
James percaya banyak perilaku yang dipengaruhi oleh naluri, yang mana dapat
disebut sebagai kebiasaan. Kebiasaan merupakan suatu perilaku yang berulang
dengan begitu akan memudahkan seseorang dalam menjalaninya. James juga
memberikan beberapa solusi agar setiap kita dapat menciptakan banyak kebiasaan
baik seperti punya niat yang besar untuk melakukan kebiasaan baik, dan lainnya.
3. Diri,
yaitu tentang bagaimana diri kita sebenarnya, ada diri material yang mana apa
yang dipunya oleh diri seperti tubuh, kerabat, dll. Kedua ada diri sosial yaitu
bagaimana orang lain memandang diri kita, ketiga diri spiritual yaitu kondisi
kesadaran diri seperti bagaimana pemikiran kita
4. Emosi, yaitu bagaimana cara berfikir alami
kita, ini bukan sesuatu yang direncanakan tapi suatu spontanitas yang kita lakukan
ketika terjadi sesuatu. Misalkan saat bertemu binatang buas kita reflek lari
dan teriak dari situ timbul perasaan takut. Itu adalah sebuah naluri yang tidak
kita buat-buat.
D. Munsterberg
Lahir
pada 1 juni, ayahnya seorang pengusaha besar dan ibunya seorang musisi yang di
akui sehingga tak aneh jika bakat ibunya turun padanya, ia melanjutkan
pendidikan di Universitas Leipzig dan
tertarik dengan psikologi karena Wundt lalu ia mendalami kedokteran. Saat
menjadi asisten Wundt ia mulai mempelajari introspeksi, menurut Munsterberg
kemauan bukan atas dasar sukarela tapi kesadaran diri kita lah untuk mau
melakukannya.
Psikologi
Terapan Hugo Munsterberg :
1. Klinik psikologi
Munsterberg berusaha memahami tentang perilaku
abnormal. Ia juga telah memeriksa banyak orang yang punya gangguan mental dan
berusaha memberinya obat.
2. Psikologi Forensik
Ia juga yang pertama kali mengaitkan psikologis dengan hukum sehingga terciptalah psikologi forensik. Ia beranggapan bahwa saksi mata sekalipun dapat memberi kesaksian palu, ingatan bisa saja lupa, saksi memberi data palsu karena adanya desakan dan kekerasan. Dengan adanya psikologi forensik ia menciptakan sebuah temuan alat ukur kebohongan dengan dapat dinilai dari denyut nadi yang berubah dan lainnya.
3. Psikologi
industri
Pada bagian ini membahas tentang perekrutan anggota, meningkatkan kinerja pada suatu industri. Hal ini yang masih kita jumpai sampai sekarang yang biasa kita sebut sebagai HRD.
E. Granville
Stanley Hall
Hall
adalah seorang organisator yang lahir pada 1 Februari tahun 1863, pada tahun
1868 Hall pergi ke Jerman untuk mempelajari teologi dan filsafat. Hall juga
mendirikan laboratorium psikologi pertama di Amerika Serikat. Ia juga begitu
tertarik dengan teori evolusi, menurutnya evolusi bukan hanya membahas
perkembangan manusia tapi juga membahas setiap individu. Hall percaya bahwa
setiap individu di dunia ini dapat menumbuhkan Kembali semua tahapan evolusi
manusia, yang disebut sebagai teori rekapitulasi.
Pendapat
Hall mengenai Pendidikan Bersama dapat dirangkum pada 3 poin :
· Masa
remaja merupakan masa penting untuk perkembangan alat reproduksi pada wanita.
· Remaja
laki-laki perlu kebebasan untuk mengekspresikan impuls biadabnya.
· Seksual
alami pada masa remaja yaitu adanya ketertarikan terhadap lawan jenis.
F. Fungsionalisme
di Universitas Chicago
1. John
Dewey
John Dewey lahir di
Burlington pada 20 Oktober, Dewey memang sudah memiliki minat di filsafat. Ia
juga pernah mengajar filsafat dan psikologi di Universitas Michigan. Pada tahun
1894 Dewey diangkat sebagai ketua departemen filsafat di Univertitas Chicago.
Di Chicago inilah ia mulai menulis “Konsep Arc Refleksi dalam Psikologi” yang
menandai awal mulanya sekolah fungsionalisme. Dewey juga mempercayai
pragmatisme, ia berpendapat bahwa
demokrasi itu penting untuk setiap individu apalagi untuk pengalaman Pendidikan.
2. James
Rowland Angell
Angell lahir pada 8 Mei di
Brulington tahun1869, ia merupakan murid Dewey yang dari seminar Dewey yang
mengubah sudut pandangnya dari filsafat ke psikologi. Saat usianya 25 tahun ia
ditawarkan oleh mantan gurunya yaitu Dewey untuk menggantikan posisinya. Di
bawah pimpinannya Chicago menjadi pusat fungsionalisme. Angell menerbitkan
sebuah artikel psikologi yang begitu terkenal : Studi Pengantar tentang
Struktur dan Fungsi Kesadaran Manusia.
Dalam pidato kepresidenan
Angell membedakan psikologi fungsional dan structural dan menyampaikan 3 poin :
· Psikologi
fungsional lebih tertarik pada operasi mental
· Proses
mental menjadi penengah antara kebutuhan dan lingkungan, maksudnya proses
mental dapat membantu organisme untuk bertahan hidup
· Pikiran
dan tubuh sejalan dan tidak bisa dipisahkan
3. Harvey
Carr
Carr merupakan kelahiran
India pada 30 April tahun 1873, ia memperoleh gelar doctor di Universitas
Chicago di bawah pengawasan Angell, ia juga terpilih menjadi presiden APA. Pada
fungsionalisme Carr berfokus pada proses pembelajaran. Tindakan adaptif yakni
bagaimana menyesuaikan diri dengan lingkungan, yang memiliki tiga poin penting
:
· Motif
yang akhirnya melahirka Tindakan (lapar,
ngantuk)
· Situasi
organisme
· Respon
terhadap motif (makan, tidur)
Dapat
kita lihat teori evolusi mempengaruhi fungsionalisme, kebutuhan organisme harus
terpenuhi agar bisa bertahan hidup.
G. Fungsionalisme
di Universitas Columbia
1. James
McKeen Cattell
Kepemimpinan James McKeen
Cattell dipengaruhi oleh Galton, pada tahun 1891 ia diangkat menajdi professor
di Universitas Columbia. Cattell mengikuti Galton yang mana mengukur kecerdasan
dengan kemampuan sensorik dan motorik. Cattel dan psikologi terapan, setiap
orang mencoba untuk mengaitkan segala hal kehidupan dengan psikologis dengan
menerapkannya. Pada 1895 Cattell terpilih menjadi presiden keempat APA. Ia juga
sempat punya hubungan negatif dengan presiden Columbia sehingga ia dipecat,
diluar itu semua pada pemerintahan Cettel, Universitas Columbia menjadi benteng
fungsional.
2. Robert
Session Woodworth
Woodworth lahir pada 17
Oktober tahun 1869, ia sempat belajar di Harvard lalu ia pindah ke Columbia dan
mendapat gelar doctor. Woodworth tertarik pada apa dan mengapa seseorang
melakukan sesuatu yang disebut sebagai psikologi dinamis. Ia memilih simbol
S-O-R (Stimulus-Organism-Response). Alasan organisme bertindak adalah
kebutuhan, jadi setiap individu melakukan hal yang berbeda karena punya
kebutuhan yang berbeda pula.
3. Edward
Lee Thorndike
Ia menerima gelar master di Harvard lalu mengambil beasiswa di Columbia. Ia juga punya sebuah doktoral, berjudul “Kecerdasan Hewan : Studi Eksperimental dari Proses Asosiatif pada Hewan” yang mana penelitiannya membahas tingkah laku hewan. Thorndike sangat percaya bahwa kecerdasan itu bisa diwariskan serta ia tidak percaya dengan perbedaan gender dalam intelektual Pendidikan. Karya Thorndike sangat berpengaruh terhadap psikologi, dan dapat dilihat representasi dari fungsionalisme menjadi behaviorisme.
H. Latar
Belakang Behaviorisme
Behaviorisme merupakan suatu tanggapan lanjutan dari pendekatan sebelumnya (strukturalisme dan fungsionalisme). Tujuan dari sains itu sendiri yaitu untuk bisa memahami perilaku manusia. Selain untuk mengetahui tentang tindakan manusia, ternyata juga berhasil penelitiaan pada hewan yang nantinya banyak terdapat kaitannya dengan perkembangan behaviorisme. Seperti seorang peneliti hewan Bernama John B. Watson, sebelum membahas tentang Watson kita mau membahas mengenai pekerjaan Rusia dahulu, yang mana punya semangat yang sama dengan behaviorisme Watson.
I. Psikologi
Objektif Rusia
1.
Ivan M. Sechenov
Sechenov merupakan
pendiri psikologi objektif Rusia, ia berpendapat bahwa suatu Tindakan terjadi
bukan disebabkan oleh pikiran, ia percaya bahwa stimulus eksternal lah yang
berperan penting terhadap tingkah laku kita.
2. Ivan
Petrovitch Pavlov
Menurut pendapatnya fakta lebih penting dari teori, karena fakta adalah suatu hal yang benar adanya sedangkan teori bisa saja berubah seiring bekembangnya waktu dengan penemuan yang baru. Pavlov juga meneliti mengenai sistem pencernaan, dengan penelitiannya terhadap sistem pencernaan iaa menemukan refleksi terkondisi agar hewan yang ia teliti tidak trauma dan tersakiti. Setelah memakai refleksi terkondisi ia menyadari bahwa hal ini ada sangkutannya dengan psikologi, sedangkan di awal ia menetang akan hal tersebut. Namun pada akhirnya ia bisa menyambungkannya dengan logika.
J. Pendapat
ahli
1. John
B.Watson
Watson lahir pada 9
Januari 1878, ia memiliki pendapat yang berbeda dengan Freud, ia menganggap
alam bawah sadar itu sebagai suatu emosi, tidak bisa diteliti karena tidak ada
wujudnya maka ia lebih memilih meneliti tingkah laku karena itu suatu hal yang
tampak dan dapat di analisis. Makanya Watson menamakan ini sebagai behaviorisme
yang mana kata behaviour yang mengarah pada perilaku. Watson meneliti tikus,
yang mana bagaimana tikus tersebut dapat lolos pada labirin. Dapat ia simpulkan
tikus dapat melewati labirin dengan sensasi kinestetik yaitu sensasi dari otot,
yang jika itu diputus maka ia akan kesusahan di dalam labirin. Watson mengubah
tujuan psikologi yang awalnya mengenai kesadarn menjadi focus pembahasan
terhadap perilaku.
2. William
McDougall
Lahir di inggris pada 22
Juni tahun 1871, ia sering membaca karya William James , ia sangat tertarik
dengan psikologi eksperimental ia juga mengajar di Universitas College di
London. Dia ditawarkan sebagai ketua departemen psikologi di Harvard yang mana
posisi itu pernah ditempati James. McDougall juga mempelajari tentang jenis
perilaku melaui tujuannya, perilaku tujuan menurutnya bersifat spontan tidak
terpengaruh oleh stimulus. Perilaku tujuan berakhir jika tujuannya telah
dicapai, McDougal juga beranggapan seseorang bertindak karena ada tujuan dan
dorongan maka dari itu dinamakan dengan psikolog hormik yaitu horme dari Bahasa
Yunani berarti dorongan. Konsep naluri, menurutnya setiap manusia punya naluri
di dirinya yang membuatnya melakukan sebuah Tindakan, yang dibagi menjadi 3
poin :
1. Persepsi,
seseorang akan memperhatikan tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan
kebutuhan, missal kita merasa lapar maka naluri mengatakan untuk pergi ke
tempat makan.
2. Tingkah
laku, untuk memenuhi kebutuhan perlu adanya Tindakan yang dilakukan.
3. Emosi,
seseorang akan merespon sesuai dengan berhasil atau tidaknya kebutuhan itu, missal
kita lapar lalu kita mencium aroma makanan maka emosi yang kita rasakan adalah Bahagia.
K. Neobehaviorisme
Neobehaviorisme
merupakan gabungan dari behaviorisme dengan positivism. Behaviorisme Sebagian besarnya
oleh positivism, yang mana dua hal ini tak bisa pisah. Meskipun ada perbedaan
tentang neobehaviorisme, ada beberapa poin yang cenderung dipercayai :
1. Jika
menggunakan teori, maka tentunya perlu positivism yang logis yang bisa diterima
oleh akal.
2. Istilah
teoritis harus didefinisikan secara operasional.
3. Hewan
yang menjadi subjek penelitian, karena selain variable yang relevan dengan
meneliti hewan hanya berbeda beberapa derjat dengan manusia, sehingga hasil
dari hewan dapat kita simpulkan terhadap manusia.
4. Proses
pembelajaran itu penting, dimana organisme menyesuaikan dengan lingkungannya.
Edward Tolman merupakan salah satu yang memakai prinsip positivism logis ini.
Contoh
dalam kehidupan sehari-hari :
1. Pragmatisme,
dapat kita terapkan misalkan dalam proses pembelajaran, Ketika kita mengetahui
sebuah teori, kitab isa membuktikan atau merealisasikan dalam kehidupan tentang
valid atau tidaknya teori tersebut.
2. Teori
tentang kebiasaan, sesuatu yang kita lakukan secara berulang dan konstan maka
itu dapat menjadi kebiasaan, misalkan olahraga, jika kita terus membiasakan
diri untuk lari di sore hari dan itu kita lakukan secara terus-menerus maka akan
menjadi sebuah kebiasaan yang baik.
3. Teori
perilaku yang mana alasan kita melakukan sesuatu ada alasannya, seperti kenapa
kita tidur, karena kita merasa mengantuk dan untuk memuaskan perasaan kantuk
adalah dengan tidur.
Referensi
:
Hergenhann,
B. R. (2018). An Introduction to the History of Psychology. USA: Michele Sordi.
Komentar
Posting Komentar