Fungsionalisme dan Behaviorisme

                            Fungsionalisme dan Behaviorisme



Nama         : Hanum Nabilah

NIM           : 2310321011

Kelas         : A

Dosen Pengampu   : 1. Diny Amenike, M.Psi.,Psikolog

                                 2. Mafaza, S.Psi.,M.Sc

                                 3. Puji Gufron Rhodes, S.Psi,M.Si,


 

A.    Awal Perkembangan Psikologi di Amerika

Kebanyakan orang beranggapan kalau sebelum adanya Titchener psikologi belum ada,  kenyataannya psikologi telah ada sebelum tahun 1880-an. James McKeen Cattell beranggapan bahwa hanya psikologi eksperimental yang nyata, selain dari itu hanyalah filosof. Cattell juga berkeinginan besar psikologi eksperimental terpisah dari filsafat.

Berikut beberapa tahapan perkembangan psikologi di Amerika :

1.     Tahap satu (Filsafat Moral dan Mental 1640-1776)

    Pada periode ini psikologi membahas mengenai etika, keilahian, dan filsafat. Pada tahap ini juga ilmu itu hanya diterima tanpa dipertanyakan. Harvard merupakan salah satu universitas yang memasukkan psikologi ke dalamnya.

2.     Tahap kedua (Filsafat Intelektual 1776-1886)

    Pada tahap kedua ini psikologi sebagai suatu disiplin ilmu yang terpisah, kebanyakan berada di bawah kendali filsafat akal sehat Skotlandia yang mana berfokus pada pengalaman dan kebiasaan mental. Pada masa ini banyak pengaruh dari filosof Skotlandia serta penekanan terhadap individu.

3.     Tahap ketiga (Renaisans AS 1886-1896)

    Pada masa ini akhirnya psikologi bebas atau benar-benar terpisah dari filsafat. Disini psikologi lebih menekankan mengenai perbedaan individu, kepraktisan, adaptasi yang mana pembahasan itu sangat cocok dengan orang di Amerika Serikat.

4.     Tahap keempat (Fungsionalisme AS 1896-Sekarang)

    Pada tahap keempat ini pembahasan tentang individu, kepraktisan, adaptasi semua digabung jadi satu yakni sekolah fungsionalisme, awal mula timbulnya fungsionalisme ditandai dengan James menerbitkan sebuah buku berjudul Prinsip Psikologi ditahun 1890. Tujuan psikologi itu sendiri untuk memahami struktur pikiran dengan mengandalkan intropeksi. Bagi fungsionalis konsep ini dari teori evolusi yang mana untuk memahami bagaimana peran pikiran dan perilaku tersebut.

B.    Karakteristik Fumgsionalisme

Dari sekian banyaknya keragaman fungsionalis tergantung bagaimana mereka menyebut dirinya fungsionalis, berikut karakter tersebut menurut Keller :

1.     Para fungsionalis menentang strukturalis dalam elemen kesadaran.

2.     Para fungsionalis tertarik pada proses mental, karena menurut mereka hal itu berkaitan dengan adaptasi lingkungan jadi begitu berguna.

3.     Para fungsionalis ingin psikologi sebagai ilmu praktis bukan hanya sekadar ilmu murni, mereka menginginkan setiap teori yang diperoleh dapat diaplikasikan dalam kehidupan.

4.     Para fungsionalis juga ingin mempelajari tentang hewan, anak-anak, dan manusia abnormal.

5.     Para fungsionalis beranggapan introspeksi sebagai alat penelitian yang valid.

6.     Para fungsionalis juga tertarik terhadap membuat organisme berbeda dari pada organisme yang sama.

C.    William James

    William James lahir di New York City pada 11 Januari, ia suka melukis namun sang ayah menentang itu dan menuntut nya untuk melanjutkan pendidikan di Eropa namun hal itu tidak maksimal dan akhirnya ia mendaftar di Universitas Harvard jurusan kimia lalu beralih ke fisiologi untuk mendalami tentang kedokteran. James memegang teguh prinsip pragmatisme yaitu sebuah teori yang baru dianggap valid jika sudah dialami dan benar adanya. Ia mengambil contoh tentang kebebasan seseorang.

Berikut beberapa teori James :

1.     kesadaran, James menentang hal ini karena beberapa alasan, pertama kesadaran itu suatu hal yang pribadi yang merupakan pengalaman masing-masing. Kedua, kesadaran terus menerus terjadi dan tidak dapat di analisis. Ketiga, kesadaran setiap orang terus berubah-ubah seiring berjalan waktu. Keempat, kesadaran itu selektif tergantung pengalaman orang, dengan beberapa bantahan dapatlah disimpulkan bahwa kesadaran itu fungsional maka dari situlah sekolah fungsional berkembang dan dari sanalah asal usul nya.

2.    Kebiasaan, James percaya banyak perilaku yang dipengaruhi oleh naluri, yang mana dapat disebut sebagai kebiasaan. Kebiasaan merupakan suatu perilaku yang berulang dengan begitu akan memudahkan seseorang dalam menjalaninya. James juga memberikan beberapa solusi agar setiap kita dapat menciptakan banyak kebiasaan baik seperti punya niat yang besar untuk melakukan kebiasaan baik, dan lainnya.

3.   Diri, yaitu tentang bagaimana diri kita sebenarnya, ada diri material yang mana apa yang dipunya oleh diri seperti tubuh, kerabat, dll. Kedua ada diri sosial yaitu bagaimana orang lain memandang diri kita, ketiga diri spiritual yaitu kondisi kesadaran diri seperti bagaimana pemikiran kita

4.   Emosi, yaitu bagaimana cara berfikir alami kita, ini bukan sesuatu yang direncanakan tapi suatu spontanitas yang kita lakukan ketika terjadi sesuatu. Misalkan saat bertemu binatang buas kita reflek lari dan teriak dari situ timbul perasaan takut. Itu adalah sebuah naluri yang tidak kita buat-buat.

 

D.    Munsterberg

    Lahir pada 1 juni, ayahnya seorang pengusaha besar dan ibunya seorang musisi yang di akui sehingga tak aneh jika bakat ibunya turun padanya, ia melanjutkan pendidikan di  Universitas Leipzig dan tertarik dengan psikologi karena Wundt lalu ia mendalami kedokteran. Saat menjadi asisten Wundt ia mulai mempelajari introspeksi, menurut Munsterberg kemauan bukan atas dasar sukarela tapi kesadaran diri kita lah untuk mau melakukannya.

Psikologi Terapan Hugo Munsterberg :

1.      Klinik psikologi

         Munsterberg berusaha memahami tentang perilaku abnormal. Ia juga telah memeriksa banyak orang yang punya gangguan mental dan berusaha memberinya obat.

2.     Psikologi Forensik

Ia         juga yang pertama kali mengaitkan psikologis dengan hukum sehingga terciptalah psikologi forensik. Ia beranggapan bahwa saksi mata sekalipun dapat memberi kesaksian palu, ingatan bisa saja lupa, saksi memberi data palsu karena adanya desakan dan kekerasan. Dengan adanya psikologi forensik ia menciptakan sebuah temuan alat ukur kebohongan dengan dapat dinilai dari denyut nadi yang berubah dan lainnya.

3.     Psikologi industri

      Pada bagian ini membahas tentang perekrutan anggota, meningkatkan kinerja pada suatu industri. Hal ini yang masih kita jumpai sampai sekarang yang biasa kita sebut sebagai HRD.

E.    Granville Stanley Hall

    Hall adalah seorang organisator yang lahir pada 1 Februari tahun 1863, pada tahun 1868 Hall pergi ke Jerman untuk mempelajari teologi dan filsafat. Hall juga mendirikan laboratorium psikologi pertama di Amerika Serikat. Ia juga begitu tertarik dengan teori evolusi, menurutnya evolusi bukan hanya membahas perkembangan manusia tapi juga membahas setiap individu. Hall percaya bahwa setiap individu di dunia ini dapat menumbuhkan Kembali semua tahapan evolusi manusia, yang disebut sebagai teori rekapitulasi.

Pendapat Hall mengenai Pendidikan Bersama dapat dirangkum pada 3 poin :

·       Masa remaja merupakan masa penting untuk perkembangan alat reproduksi pada wanita.

·       Remaja laki-laki perlu kebebasan untuk mengekspresikan impuls biadabnya.

·       Seksual alami pada masa remaja yaitu adanya ketertarikan terhadap lawan jenis.

 

F.    Fungsionalisme di Universitas Chicago

1.     John Dewey

    John Dewey lahir di Burlington pada 20 Oktober, Dewey memang sudah memiliki minat di filsafat. Ia juga pernah mengajar filsafat dan psikologi di Universitas Michigan. Pada tahun 1894 Dewey diangkat sebagai ketua departemen filsafat di Univertitas Chicago. Di Chicago inilah ia mulai menulis “Konsep Arc Refleksi dalam Psikologi” yang menandai awal mulanya sekolah fungsionalisme. Dewey juga mempercayai pragmatisme, ia berpendapat  bahwa demokrasi itu penting untuk setiap individu apalagi untuk pengalaman Pendidikan.

2.     James Rowland Angell

    Angell lahir pada 8 Mei di Brulington tahun1869, ia merupakan murid Dewey yang dari seminar Dewey yang mengubah sudut pandangnya dari filsafat ke psikologi. Saat usianya 25 tahun ia ditawarkan oleh mantan gurunya yaitu Dewey untuk menggantikan posisinya. Di bawah pimpinannya Chicago menjadi pusat fungsionalisme. Angell menerbitkan sebuah artikel psikologi yang begitu terkenal : Studi Pengantar tentang Struktur dan Fungsi Kesadaran Manusia.

Dalam pidato kepresidenan Angell membedakan psikologi fungsional dan structural dan menyampaikan 3 poin :

·       Psikologi fungsional lebih tertarik pada operasi mental

·       Proses mental menjadi penengah antara kebutuhan dan lingkungan, maksudnya proses mental dapat membantu organisme untuk bertahan hidup

·       Pikiran dan tubuh sejalan dan tidak bisa dipisahkan

3.     Harvey Carr

    Carr merupakan kelahiran India pada 30 April tahun 1873, ia memperoleh gelar doctor di Universitas Chicago di bawah pengawasan Angell, ia juga terpilih menjadi presiden APA. Pada fungsionalisme Carr berfokus pada proses pembelajaran. Tindakan adaptif yakni bagaimana menyesuaikan diri dengan lingkungan, yang memiliki tiga poin penting :

·       Motif yang akhirnya melahirka  Tindakan (lapar, ngantuk)

·       Situasi organisme

·       Respon terhadap motif (makan, tidur)

Dapat kita lihat teori evolusi mempengaruhi fungsionalisme, kebutuhan organisme harus terpenuhi agar bisa bertahan hidup.

G.   Fungsionalisme di Universitas Columbia

1.     James McKeen Cattell

    Kepemimpinan James McKeen Cattell dipengaruhi oleh Galton, pada tahun 1891 ia diangkat menajdi professor di Universitas Columbia. Cattell mengikuti Galton yang mana mengukur kecerdasan dengan kemampuan sensorik dan motorik. Cattel dan psikologi terapan, setiap orang mencoba untuk mengaitkan segala hal kehidupan dengan psikologis dengan menerapkannya. Pada 1895 Cattell terpilih menjadi presiden keempat APA. Ia juga sempat punya hubungan negatif dengan presiden Columbia sehingga ia dipecat, diluar itu semua pada pemerintahan Cettel, Universitas Columbia menjadi benteng fungsional.

2.     Robert Session Woodworth

    Woodworth lahir pada 17 Oktober tahun 1869, ia sempat belajar di Harvard lalu ia pindah ke Columbia dan mendapat gelar doctor. Woodworth tertarik pada apa dan mengapa seseorang melakukan sesuatu yang disebut sebagai psikologi dinamis. Ia memilih simbol S-O-R (Stimulus-Organism-Response). Alasan organisme bertindak adalah kebutuhan, jadi setiap individu melakukan hal yang berbeda karena punya kebutuhan yang berbeda pula.

3.     Edward Lee Thorndike

    Ia menerima gelar master di Harvard lalu mengambil beasiswa di Columbia. Ia juga punya sebuah doktoral, berjudul “Kecerdasan Hewan : Studi Eksperimental dari Proses Asosiatif pada Hewan” yang mana penelitiannya membahas tingkah laku hewan. Thorndike sangat percaya bahwa kecerdasan itu bisa diwariskan serta ia tidak percaya dengan perbedaan gender dalam intelektual Pendidikan. Karya Thorndike sangat berpengaruh terhadap psikologi, dan dapat dilihat representasi dari fungsionalisme menjadi behaviorisme.

H.   Latar Belakang Behaviorisme

        Behaviorisme merupakan suatu tanggapan lanjutan dari pendekatan sebelumnya (strukturalisme dan fungsionalisme). Tujuan dari sains itu sendiri yaitu untuk bisa memahami perilaku manusia. Selain untuk mengetahui tentang tindakan manusia, ternyata juga berhasil penelitiaan pada hewan yang nantinya banyak terdapat kaitannya dengan perkembangan behaviorisme. Seperti seorang peneliti hewan Bernama John B. Watson, sebelum membahas tentang Watson kita mau membahas mengenai pekerjaan Rusia dahulu, yang mana punya semangat yang sama dengan behaviorisme Watson.

I.      Psikologi Objektif Rusia

1.     Ivan M. Sechenov

    Sechenov merupakan pendiri psikologi objektif Rusia, ia berpendapat bahwa suatu Tindakan terjadi bukan disebabkan oleh pikiran, ia percaya bahwa stimulus eksternal lah yang berperan penting terhadap tingkah laku kita.

2.     Ivan Petrovitch Pavlov

    Menurut pendapatnya fakta lebih penting dari teori, karena fakta adalah suatu hal yang benar adanya sedangkan teori bisa saja berubah seiring bekembangnya waktu dengan penemuan yang baru. Pavlov juga meneliti mengenai sistem pencernaan, dengan penelitiannya terhadap sistem pencernaan iaa menemukan refleksi terkondisi agar hewan yang ia teliti tidak trauma dan tersakiti. Setelah memakai refleksi terkondisi ia menyadari bahwa hal ini ada sangkutannya dengan psikologi, sedangkan di awal ia menetang akan hal tersebut. Namun pada akhirnya ia bisa menyambungkannya dengan logika.

J.                         Pendapat ahli

1.     John B.Watson

        Watson lahir pada 9 Januari 1878, ia memiliki pendapat yang berbeda dengan Freud, ia menganggap alam bawah sadar itu sebagai suatu emosi, tidak bisa diteliti karena tidak ada wujudnya maka ia lebih memilih meneliti tingkah laku karena itu suatu hal yang tampak dan dapat di analisis. Makanya Watson menamakan ini sebagai behaviorisme yang mana kata behaviour yang mengarah pada perilaku. Watson meneliti tikus, yang mana bagaimana tikus tersebut dapat lolos pada labirin. Dapat ia simpulkan tikus dapat melewati labirin dengan sensasi kinestetik yaitu sensasi dari otot, yang jika itu diputus maka ia akan kesusahan di dalam labirin. Watson mengubah tujuan psikologi yang awalnya mengenai kesadarn menjadi focus pembahasan terhadap perilaku.

2.     William McDougall

        Lahir di inggris pada 22 Juni tahun 1871, ia sering membaca karya William James , ia sangat tertarik dengan psikologi eksperimental ia juga mengajar di Universitas College di London. Dia ditawarkan sebagai ketua departemen psikologi di Harvard yang mana posisi itu pernah ditempati James. McDougall juga mempelajari tentang jenis perilaku melaui tujuannya, perilaku tujuan menurutnya bersifat spontan tidak terpengaruh oleh stimulus. Perilaku tujuan berakhir jika tujuannya telah dicapai, McDougal juga beranggapan seseorang bertindak karena ada tujuan dan dorongan maka dari itu dinamakan dengan psikolog hormik yaitu horme dari Bahasa Yunani berarti dorongan. Konsep naluri, menurutnya setiap manusia punya naluri di dirinya yang membuatnya melakukan sebuah Tindakan, yang dibagi menjadi 3 poin :

1.     Persepsi, seseorang akan memperhatikan tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan, missal kita merasa lapar maka naluri mengatakan untuk pergi ke tempat makan.

2.     Tingkah laku, untuk memenuhi kebutuhan perlu adanya Tindakan yang dilakukan.

3.     Emosi, seseorang akan merespon sesuai dengan berhasil atau tidaknya kebutuhan itu, missal kita lapar lalu kita mencium aroma makanan maka emosi yang kita rasakan adalah Bahagia.

K.                                   Neobehaviorisme

                    Neobehaviorisme merupakan gabungan dari behaviorisme dengan positivism.                              Behaviorisme Sebagian besarnya oleh positivism, yang mana dua hal ini tak bisa pisah. Meskipun           ada perbedaan tentang neobehaviorisme, ada beberapa poin yang cenderung dipercayai :

1.     Jika menggunakan teori, maka tentunya perlu positivism yang logis yang bisa diterima oleh akal.

2.     Istilah teoritis harus didefinisikan secara operasional.

3.     Hewan yang menjadi subjek penelitian, karena selain variable yang relevan dengan meneliti hewan hanya berbeda beberapa derjat dengan manusia, sehingga hasil dari hewan dapat kita simpulkan terhadap manusia.

4.  Proses pembelajaran itu penting, dimana organisme menyesuaikan dengan lingkungannya.

Edward Tolman merupakan salah satu yang memakai prinsip positivism logis ini.

Contoh dalam kehidupan sehari-hari :

1. Pragmatisme, dapat kita terapkan misalkan dalam proses pembelajaran, Ketika kita mengetahui sebuah teori, kitab isa membuktikan atau merealisasikan dalam kehidupan tentang valid atau tidaknya teori tersebut.

2.   Teori tentang kebiasaan, sesuatu yang kita lakukan secara berulang dan konstan maka itu dapat menjadi kebiasaan, misalkan olahraga, jika kita terus membiasakan diri untuk lari di sore hari dan itu kita lakukan secara terus-menerus maka akan menjadi sebuah kebiasaan yang baik.

3.     Teori perilaku yang mana alasan kita melakukan sesuatu ada alasannya, seperti kenapa kita tidur, karena kita merasa mengantuk dan untuk memuaskan perasaan kantuk adalah dengan tidur.

Referensi :

Hergenhann, B. R. (2018). An Introduction to the History of Psychology. USA: Michele Sordi.

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proses dan Fungsi Mental : Sensasi dan persepsi

Psikoanalisa dan Humanistik

Stress dan Kesehatan