Proses dan Fungsi Mental : Sensasi dan persepsi

                     Proses dan Fungsi Mental : Sensasi dan Persepsi


Nama             : Hanum Nabilah

NIM              : 2310321011

Kelas             : A

Dosen Pengampu :

Diny Amenike, M.Psi.,Psikolog

Mafaza, S.Psi.,M.Sc

Puji Gufron Rhodes, S.Psi, M.Si,




1. The ABCs of sensation
    Proses mental merupakan suatu proses pada tubuh yang melibatkan perasaan, apa yang didapat dari luar lalu di proses sehingga menghasilkan tindakan yang mana dapat mempengaruhi tingkah laku manusia. Sedangkan fungsi mental merupakan suatu proses berfikir dan mencerna informasi yang terjadi pada otak manusia. Dua hal ini sangat berkaitan, bahwa proses mental seseorang dapat mempengaruhi tindakan atau perilaku orang tersebut dan begitu juga sebaliknya.

    The ABC sensation itu mempelajari bagaimana suatu informasi dari luar dapat masuk menuju otak agar bisa diproses yang akan menghasilkan sebuah tindakan yang sesuai. Untuk informasi dari luar dapat masuk ke otak itu menempuh sebuah jalan yaitu indera, yang mana indera sebagai reseptor. Sensasi merupakan tempat awal reseptor menerima informasi dari luar, yang mana informasi tersebut akan didapatkan organ indera yaitu mata, hidung, telinga, kulit, dan pengecap. Reseptor indera (sense reseptor) yaitu pendengaran, penglihatan, pengecapan, penciuman, dan perabaan. Menurut Saundra K. Ciccarelli dan J. Noland White (2017), sinyal yang diterima dari luar lalu akan diubah menjadi impuls listrik itu disebut juga dengan Transduksi.

    Berbagai sinyal yang diterima dari luar oleh reseptor indera, itu akan diteruskan ke otak, yang mana akan menempuh jalan saraf yang berbeda, contohnya saja untuk mata yaitu penglihatan untuk sampai di otak akan berbeda dengan telinga yaitu pendengaran. Mereka akan melalui jalur saraf yang berbeda untuk bisa diproses oleh otak selanjutnya. Rangsangan  yang kita terima pun harus bisa memenuhi ambang batas agar dapat dirasakan oleh reseptor indera, karena jika tidak melalui ambang maka tidak terangsang oleh reseptor. Hal ini juga dapat dilihat misalnya seberapa tajam penciuman seseorang.

    Ernst Weber (1795-1878) pernah melakukan sebuah penelitian mengenai ambang batas seseorang dapat merasakan suatu sensasi, pada jarak berapa. Mengenai Treshold jarak terkecil antara 2 benda untuk mendapat suatu sensasi. Contohnya pada teh yang hambar, batas berapa sendok gula yang harus diberikan pada teh tersebut untuk dapat merasakan perbedaan dari hambar menjadi manis.

    Kebiasaan dan adaptasi sensorik, merupakan mengapa ada beberapa dari sensorik yang informasinya diabaikan oleh otak, apakah itu tidak penting. Jika suatu stimulus yang diterima itu tidak terlalu memberikan perbedaan yang signifikan maka ia akan terabaikan oleh otak. Atau stimulus tersebut sebelumnya sudah terdeteksi dan kita sudah terbiasa.

2. Proses Indera Penglihatan
    Proses indera penglihatan itu berkaitan dengan mata, maka bentuk sinyal yang diterimanya berupa cahaya. Pada indera penglihatan kita banyak menerima sinyal karena setiap hari kita menggunakan mata dengan baik untuk beraktifitas. Cahaya yang diterima oleh mata (reseptor indera) akan diteruskan ke kornea untuk bisa lebih fokusnya. Setelah dari kornea impuls tersebut dikirim ke pupil. Pupil sebagai otot pada mata untuk mengatur besar kecilnya cahaya yang akan diterima. Lanjut ke lensa yang akan memusatkan cahaya tersebut pada retina, pada retina nantinya cahaya akan diubah menjadi sinyal saraf. lalu dikirim ke otak untuk memproses mengenai apa yang sedang kita lihat.
    
    Cahaya yang diterima dari sisi kanan maka akan melalui sisi kiri retina di kedua mata, dan cahaya yang diterima pada sisi kiri akan masuk melalui sisi kanan di kedua retina mata.

    Awalnya banyak perdebatan dari para ahli mengenai cahaya, lalu dapat disimpulkan bahwa kita punya 3 aspek persepsi mengenai cahaya :
    a. Kecerahan
        Kecerahan ini dapat kita lihat dari amplitudo gelombang cahayanya, semakin tinggi gelombangnya      maka cahanya makin terang dan begitupun sebaliknya, jika semakin rendah gelombangnya maka             akan semakin redup.
    b. Warna
        Warna atau corak ditentukan dari panjang gelombang.
    c. Saturasi
        Saturasi berfokus pada kemurnian suatu warna, jika telah dicampur dengan yang lain maka akan         terlihat lebih jenuh atau sudah tidak murni lagi.

    Ada beberapa teori mengenai warna :
a. Teori Trikromatik
    Teori ini mengatakan bahwa ada 3 warna yang primer atau menjadi dasar, yaitu warna merah, biru, dan hijau. Dalam sebuah riset terbukti jika warna merah, biru, dan hijau digabungkan akan membentuk warna putih (cerah), tapi jika warna merah, biru, kuning akan menghasilkan warna hitam. 
b. Opponent Process Theory
    Yang mana terdapat pasangan warna, jika kita fokus melihat suatu warna lalu mengalihkan pandangan maka masih tertinggal sensasi dari warna sebelumnya dalam waktu yang singkat.


3. Proses Indera Pendengaran
    Jika pada indera pendengaran memakai mata, maka pada indera pendengaran menggunakan telinga. Bentuk sinyal yang akan diserap yaitu gelombang bunyi yang masuk ke telinga dan diproses. Suara yang diterima akan menghasilkan getaran yang mana juga akan menggetarkan gendang telinga. dari getaran pada gendang telinga akan diteruskan ke otak dan akan diproses itu suara apa dan siapa nantinya.

    Tidak jauh berbeda dengan gelombang cahaya, pada pendengaran berhubungan dengan gelombang atau getaran. Sifat gelombang suara :
a. Panjang Gelombang
    Panjang gelombang suara dapat diartikan sebagai frekuensi atau nada, yang mana memiliki tinggi, sedang, dan rendahnya suara. Frekuensi juga ada aturannya, pada frekuensi berapa yang dapat didengar oleh telinga manusia.
b. Amplitudo
    Amplitudo berhubungan dengan volume, yakni seberapa keras atau lembut suara yang kira terima
c. Saturasi
    Kekayaan atau kemurnian dalam suara, sama halnya dengan cahaya maka suara juga punya suara yang murni juga.

Ada beberapa teori mengenai suara :
a, Place Theory
    Plaace berarti tempat yang mana berhubungan dengan saat kita menerima stimulus itu dengan tempatnya lebih fokus dimana.
b. Teori Frekuensi
    Berhubungan dengan seberapa cepat suatu membran bergetar maka akan mempengaruhi nada.



4. Proses Indera Kimia
    Proses indera kimia berkaitan dengan indera pengecap dan penciuman. Padan indera pengecap yaitu pada mulut, mengapa demikian? Karena pada mulut kita banyak bekerja berhubungan dengan kimia. Apa yang masuk ke mulut yang akan menjadi sensasi yang dapat kita rasakan maka rangsangan tersebut akan dikirim ke otak dan diterjemahkan. Nantinya otak akan memproses rasa apa yang dirasakan oleh mulut, rasa manis, pahir, asam, dan lainnya.

    Peran indera pengecap sudah kita dapatkan sedari bayi, kita akan peka dengan makanan yang kita terima sehingga dapat membedakan makanan mana yang mau kita terima atau sesuai selera atau tidak. Ada Taste Buds merupakan sebuah sel reseptor rasa yang ada pada mulus yang dapat merasakan. Umumnya indera perasa atau pengecap berpusat di lidah, namun juga ada pada langit-langit mulut, pipi, bawah lidah, dan tenggorokan.

    Pada indera penciuman yaitu dengan hidung, yang mana pada hidung tersebut terdapat rambut halus yang dinamakan silia. Proses indera penciuman yang masih  dalam rumpun yang sama dengan pengecap yaitu kimiawi.Yang mana rambut halus inilah yang akan menjadi reseptor penerima sinyal yang selanjutnya akan diteruskan ke otak. Namun khusus untuk indera penciuman itu memiliki tempat mengirim sinyal yang khusus yang beda dengan yang lain yaitu bulbus olfaktorius. Sel olfaktorius itu sendiri kita punya sekitar setengah sampai satu lusin yang menonjol ke dalam rongga. Pada sel inilah yang akan mengahantarkan stimulus ke otak

5. Proses Indera Perasa
    Indera perasa erat kaitannya dengan kulit, karena indera perasa ini berhubungan dengan tekanan, suhu yang mana hal tersebut dahulu dirasakan oleh kulit kita. Letak reseptornya pun ada di beberapa tempat di tubuh kita, reseptor khususnya berada pada otot, tedon, sendi yang mana akan dapat merasakan dan memberi informasi mengenai letak atau posisi dan lainnya.

    Kulit itu adalah organ, kerjanya tidak hanya sebagai pelindung organ di dalamnya tapi ia juga berperan sebagai oenerima stimulus dari luar yang mana akan dikirim ke otak. Contohnya yaitu sel darah yang terletak tepat di bawah kulit yang mana berguna mengontrol suhu. Yang lain lagi pada nyeri dan otot, padahal saat sakit perut bagian dalam itu terjadi di dalam bahkan tidak terjangkau tapi bagaimana kita bisa mendeskripsikan bahwa itu sebuah rasa sakit, makanya itu sebagai salah satu contoh. Rasa sakit tersebut dibawa ke otak dan akan diterjemahkan. 

    Nyeri somatik merupakan suatu peringatan untuk tubuh bahwa ada salah satu organnya yang mengalami kerusakan hingga merasakan sensasi sakit. Saat kita menyadari ada yang rusak pada organ tubuh kita maka kita akan melakukan suatu pencegahan atau pengobatan, ini semacam suatu peringatan agat tidak terjadi kerusakan yang lebih lanjut.

    Pada nyeri itu sendiri terdapat suatu teori yaitu teori gerbang kontrol, yakni rasa sakit tadi akan dikirim dan melewati "gerbang" yang berada di sumsum tulang belakang. pada sumsum tulang belakang nanti akan mengirim informasi itu ke otak.

6.The ABCs of perception
    Dalam bahasa persepsi berarti mengumpulkan, yakni semua informasi dari sensorik itu dikumpulkan dan diproses lalu dianalisis dan disimpulkan sendiri. Suatu proses dimana semua sensasi dari berbagai reseptor indera akan dikirim dan diterima oleh otak dan disana akan ditafsirkan oleh otak makanya menghasilkan sebuah tindakan dan perilaku. Proses persepsi setiap orang akan berbeda, karna persepsi itupun juga dapat terjadi karena beberapa faktor individu, maka kita tidak bisa mengatakan persepsi orang lain salah jika hasil persepsinya berbeda dengan kita. Meskipun hasil persepsi itu bersifat individu dan akan berbeda namun mereka juga memiliki beberapa kesamaan dalam melihat dunia sekitar.

    Seperti kesamaan yang pertama yaitu ukuran, yang mana jika aslinya suatu benda itu besar namun diterima oleh mata terlihat kecil maka dapat disimpulkan bahwa jarak kita dengan benda itu jauh. Yang kedua itu bentuk, yang mana kita menganggap suatu bentuk benda itu konstan meskipun nantinya terdapat sedikit perbedaan. Yang ketiga adalah keteguhan cahaya, misalnya sebuah warna tetap terlihat sama meskipun mendapat pencahayaan yang berbeda. Contoh pada siang hari baju warna putih terlihat cerah, pada malam hari pun ia akan tetap sama meskipun matahari telah tenggelam.

    Ada beberapa juga jenis persepsi, seperti Similarity, yaitu kita beranggapan suatu benda itu sebagai suatu kesatuan hanya karena memiliki karakteristik yang sama. Clousure yaitu penutupan, kita beranggapan suatu hal sebagai suatu kesatuan padahal ia belum lengkap. Proximity, yaitu kedekatan dengan sesuatu itu berdekatan kita ber persepsi itu suatu kesatuan, dan lainnya.

7. Proses Terjadinya Persepsi
    Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa persepsi itu hadir dari diterimanya oleh otak segala bentuk sensasi dari sensori, jadi hal ini berkaitan dengan penginderaan. Alat indera kita nantinya yang akan lebih dahulu menangkap ataupun menerima segala informasi berbentuk stimulus, lalu akan diteruskan ke otak. Hal ini akan diperoses oleh sistem sensori ini disebut juga fisiologis, lalu tahap berikutnya disebut proses psikologis yang mana stimulus akan diproses dan dimaknai, maka proses memaknai inilah disebut sebagai persepsi.

8. Persepsi Kedalaman
    Persepsi kedalaman adalah suatu proses kita melihat dunia sekitar secara mendalam dalam 3 dimensi, hal ini dikatakan telah ada sejak kita lahir, tanpa adanya keahlian ini kita disebut buta. Hal ini berguna untuk melihat seberapa jauh jarak objek dengan kita. Ketika kita menggunakan kedua visual mata dinamakan binokular.

    Sedangkan apa itu isyarat minokular, isyarat minokular ialah suatu isyarat kedalaman pada suatu gambar, maka tak jarang seorang pelukis itu mamakai isyarat ini sebagai bentuk untuk memunculkan ilusi pada gambar, yaitu :
a. Perspektif linier
    Yang mana saat kita melihat jalan antar negara itu terlihat menyambung, ini gunanya saat pada sebuah gambar yaitu dapat membuat gambar terlihat lebih nyata, sebenarnya ia sejajar makanya terlihat menyatu.
b. Ukuran Relatif
    Perspektif saat suatu benda yang bentuk atau ukuran ilusinya berbeda dengan aslinya yang ditentukan oleh jarak.
c. Tumpang Tindih
    Saat suatu objek yang seolah menghalangi objek yang dibelakangnya.
d. Perspektif Udara 
    Semakin jauh suatu objek maka akan berpotensi dengan partikel lain seperti debu.
e. Gradien Tekstur
    Teksturnya berbeda dari persepsi kita, contohnya pada jalan yang berbatu dari kejauhan terlihat tidak begitu kasar tapi ternyata dari dekat sangat jelas bahwa jalan tersebut batu nya kasar.
f. Gerak Paralaks
    Yang mana sebuah bentar terlihat lebih cepat kecepatannya jika dalam jarak yang dekat namun jika jaraknya jauh terlihat melambat.
g. Akomodasi

Berikut contoh isyarat Binokuler :
a. Konvergensi
    Yang mana kedua mata kita dituntut untuk fokus hanya pada satu objek, jika objek nya dekat maka konvergensinya besar dan begitupun sebaliknya.
b. Disparitas
    kan kita melihat dari 2 sudut pandang mata, yang mana keduanya akan ada masa dimana memberi persepsi yang berbeda jika jaraknya jauh, maka akan dibuat lebih dekat.


9. Persepsi Ilusi
    Ilusi merupakan suatu kepalsuan atau kesalahan dalam memaknai sesuatu, namun hal ini berbeda dengan halusinasi yang mana lebih mengarah pada kejiwaan. Ilusi kita terima setelah mendapatkan sebuah stimulus yang mana kita salah menafsirkan informasi tersebut, dengan kata lain berbeda dengan kenyataannya. Dapat dikatakan bahwa ilusi merupakan kelainan pada persepsi.

    Faktor terjadinya ilusi ialah bisa karena proses sensorinya terlalu cepat sehingga kita menyimpulkan sesuatu salah, otak kita akan berasumsi terlalu tinggi tidak sesuai kenyataan. Faktor lainnya yaitu harapan persepsi, nanti akan ada masanya kita pastinya punya harapan terhadap persepsi yang mana kita beharap suatu hal yang berkebalikan dengan realita maka akan menghasilkan persepsi yang keliru.




contoh :
1. Saat kita melihat seorang teman lama itu berarti rangsangan diterima oleh mata yang mana akan dikirim ke otak. Di otak akan diproses dari data itu teman pada masa apa. Setelag diketahui ternyata itu teman SMA.

2. Pada ukuran relatif, itu dapat diterapkan pada pengambilan video, jika suatu objek aslinya kecil tapi dapat kita dekatkan jaraknya dengan kamera agar dalam video nantinya dapat hasilnya terlihat besar.


Referensi :

Walgito, B. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: ANDI

Ciccarelli,S.K.,& Noland White,J.(2001). Pstchology in Action, Fourth Edition.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perspektif Biologi dalam Psikologi

Fungsionalisme dan Behaviorisme