Gestalt dan Psikologi Kognitif

                                  Gestalt dan Psikologi Kognitif





Nama         : Hanum Nabilah

NIM           : 2310321011

Kelas          : A

Dosen Pengampu     : Diny Amenike, M.Psi.,Psikolog

                                    Mafaza, S.Psi.,M.Sc

                                    Puji Gufron Rhodes, S.Psi, M.Si,


Pencetus Psikologi Gestalt

Pencetus pertama psikologi gestalt yaitu Max Wertheimer yang dibantu oleh 2 asisten penelitiannya, yaitu Kurt Koffka dan Wolfgang Kohler mengenai eksperimen psikologi gestalt yang berfokus pada persepsi gerakan.

Max Wertheimer

            Max Wertheimer lahir pada 15 April 1880 di Praha. Wertheimer melanjutkan pendidikan di Universitas Praha dengan jurusan hukum, lama kelamaan ia mulai tertarik dengan filsafat. Hingga ia menjadi salah satu pencetus dari Psikologi Gestalt. Ia dan 2 asistennya melakukan sebuah eksperimen dengan lampu sehingga tercipta fenomena phi. Fenomena phi ini juga dapat dikatakan sebagai ilusi optic dimana dua objek yang aslinya tidak bergerak namun terlihat seolah-olah bergerak dikarenakan dua objek ini berurutan hilang dan muncuk dalam waktu yang singkat. Terlihat seperti satu cahaya berpindah daru satu posisi ke posisi lain.

Kart Koffka

            Kurt Koffka lahir pada 18 Maret 1886 di Berlin, ia menerima gelar doctor nya di Universitas Berlin lalu melanjutkan karirnya di Frankfurt. Saat menjadi asisten di Universitas Frankfurt ia mulai banyak interaksi dengan Wertheimer dan melakukan eksperimen mengenai fenomena phi.

 Pada tahun 1922 Koffka menerbitkan sebuah buku  tentang psikologi gestalt berjudul “Persepsi: Pengantar Gestalt-Theorie” yang mana buku ini membuat sebagian besar psikolog AS keliru, mereka berasumsi bahwa psikologi gestalt hanya tertarik pada persepsi. Padahal sebenarnya selain tentang persepsi psikologi gestalt juga tertarik dengan filosofis dalam pembelajaran dan pemikiran. Akhirnya pada tahun 1924 Koffka kembali menerbitkan Prinsip Psikologi Gestalt. Buku terakhirnya diperuntukkan untuk Kohler dan Wertheimer atas dasar ucapan terima kasihnya kepada mereka karena telah menjadi sahabat serta menyalurkan inspirasi mereka.

Wolfgang Kohler

            Wolfgang Kohler lahir pada 21 Januari 1887 di Reval. Pada tahun 1909 Kohler pergi ke Universitas Frankfurt dan di tahun selanjutnya ia bergabung dengan Wertheimer dan Koffka dalam sebuah penelitian yang akan melahirkan psikologi gestalt, namun 1913 terjeda karena Kohler diundang ke stasiun antropoidnya di salah satu kepulauan Canary untuk meneliti simpanse. Dalam psikologi Ronald Ley mengatakan bahwa Kohler ke Canary bukan hanya meneliti simpanse tapi juga ingin mengamati aktivitas pengiriman untuk militer Jerman.

            Pada tahun 1922 ia diangkat menjadi direktur Institut Psikologi di Universitas Berlin yang mana berdampak pada Gestlat mendapat pengakyan internasional psikologi. Psikologi Gestalt ditulis dalam bahasa inggris yang dibuat khusus untuk psikologi AS. Setelah mengetahui Wertheimer, Koffka, dan Kohler berada disebuah institute ternama, Psikologi Gestalt menjadi lebih berpengaruh di Amerika Serikat. Kohler sangat banyak menerima penghargaan salah satunya penghargaan Ehrenburg (warga negara kehormatan) yang sangat langka untuk mendapatkannya, yang sebelumnya hanya diberikan kepada dua orang Amerika.

  

Perceptual Constancies dan Gestalten

Perceptual Constancies (Konstansi Persepsi)

            Menurut Denmark Edgar Rubin konsep perseptual dibagi menjadi dua, yaitu pertama sesuatu yang jelas dan menjadi objek perhatian dan kedua tersebar dan tidak menjadi perhatian. Contohnya jika pada sebuah frame sebenarnya terdapat 2 makna gambar, bagaimana kita memaknainya tergantung fokus mana yang kita lihat.

Tentang persepsi konstansi berarti bagaimana kita dalam ber presepsi atau melihat suatu objek secara konstan atau stabil. Ada beberapa jenis perseptual konstansi, pertama ada perseptual ukuran. Bagaimana pun kondisinya kia tetap bisa mengetahui ukuran objek yang sebenarnya. Kedua perseptual bentuk, bagaimana kita tetap atau konstan terhadap bentuk objek meski dilihat dari sudut pandang manapun. Ketiga perseptual warna, kita tetap bisa mengenali warna aslinya meski dalam ruang gelap atau terang sekalipun.

Gestalten (Prinsip Gestalt)

            Pada prinsip gestalt ini terdapat beberapa bagian :

o   Prinsip Kontinuitas, yaitu suatu pola atau garis yang berkelanjutan sebagai satu kelompok.

o   Prinsip Pendekatan, yaitu ketika garis arahnya cenderung ke arah yang sama dan berdekatan.

o   Prinsip Inklusifitas, yaitu ketika kita lebih tertarik terhadap gambar yang memiliki rangasangan lebih besar.

o   Prinsip Kesamaan, yaitu saat kedua objek memiliki kesamaan, bahkan dikeramaian sekalipun.

o   Prinsip Penutupan, yaitu cenderung melihat sesuatu dengan lengkap secara keseluruhan meskipun sebenarnya belum terisi sepenuhnya.


Subjective dan Objective Reality

            Kita melakukan sesuatu atas dasar kesadaran yang dikirim sinyalnya oleh otak, yang mana otak itu sendiri bertindak berdasarkan informasi sensorik. Koffka menjelaskan bahwa terdapat perbedaan antara lingkungan geografis dan perilaku. Lingkungan geografis sama dengan realitas objektif, sedangkan lingkungan perilaku sama dengan realitas subjektif. Legenda Jerman kuno yang menjadi acuan bagi Koffka yang menggambarkan perbedaaan antara kedua realitas tersebut.

            Dahulunya ada seorang pemuda yang menunggangi kuda di bawah badai salju, ia menemukan tempat untuk menginap. Sang pemilik rumah heran dengan pemuda itu lalu bertanya dari mana pemuda ini datang, lalu pemuda itu menunjuk lurus ke arah jalan yang telah ia lewati tadi. Pemilik rumah tambah heran dan kaget sembari berkata, “ Apakah anda tahu kalau anda melewati Danau Constance?” mendengar hal tersebut pemuda itu jatuh dari kudanya dan mati.

            Disini disimpulkan bahwa pemuda ini kaget dengan realita yang baru ia ketahui, otaknya menerjemahkan beranggapan bahw ia berjalan di atas tanah yang memang normal saja untuk ditunggangi oleh kudanya. Tetapi realitas objektifnya bahwa ia sebelumnya menapaki sebuah danau namun telah membeku dan ditutupi oleh salju. Pemuda ini kaget, karena jika seandainya ia tahu sebelumnya mungkin ia tidak akan melewati jalan tersebut dan akan memilih jalan lain. Intinya realitas subjektif kita mengatur perilaku kita dari pada realitas objektif.         


Gestalt Tentang Teori Lewin

            Lewin lahir pada 9 September 1890 di Mogilno, Jerman. Ia mendapat gekar doctor di tahun 1914 di Universitas Berlin, meskipun Lewin tidak dianggap sebagai pendiri Psiikologi Gestalt namun dapat terbukti dengan karyanya yang membantu banyak di perkembangan  prinsip Gestalt. Lewin banyak berkontribusi dalam berbagai bidang, seperti pada ruang hidup, menurutnya dalam hidup seseorang dipengaruhi oleh banyak hal entah itu dari peristiwa internal, peristiwa eksternal dan lainnya. Dalam hal motivasi, menurut Lewin baik kebutuhan biologis dan fisiologis harus dipenuhi agar tetap enjoy.

            Dalam hal konflik, manusia memang suka membuat masalah atau konflik. Lewin yang pertama kali menyelidiki mengenai konflik. Dan yang terpenting dinamika kelompok, Lewin  memperluas prinsip Gestalt ke perilaku kelompok. Lewin beranggapan bahwa lingkungan kelompok (pertemanan) ataupun lingkungan sekitar itu memiliki pengaruh yang besar terhadap perilaku seseorang. Eksperimen mengenai dinamika kelompok juga telah dilakukan Lewin sebagai suatu pembuktian. Contohnya pada jenis kepemimpinan pada sebuah kelompok, pada kelompok yang demokrasi maka akan ramah dan produktif, kelompok otoriter akan tegas dan sesuai kata pemimpin, dan kelompok laissez-faire akan acuh dan tidak produktif.

 

Perkembangan Psikologi Kognitif

Psikologi kognitif berfokus pada pembahasan tentang pikiran, ingatan, pemecahan masalah, bahasa, penilaian dan lainnya. Hal ini dapat menerjemahkan isi pikiran kita, tentang bagaimana kita mengingat, menyelesaikan masalah, dan lainnya.

Perkembangan Psikologi Kognitif Sebelum 1950

            Psikologi Gestalt dan behaviorisme diciptakan dalam waktu yang bersamaan (tahun 1912 dan 1913) sehingga dicampurlah keduanya terbentuk Psikologi kognitif. Hull dan Tolman mengendalikan peristiwa yang berhubungan dengan rangsangan dan tanggapan, menurut Hull ini bersifat fisiologis namun menurut Tolman ini bersifat kognitif (1930-an – 1940-an).

Pada tahun 1942 muncul gagasan Carl Rogers tentang Konseling dan Psikoterapi yang mengatakan bahwa dalam behaviorisme maupun psikoanalisis begitu penting pengalaman sadar. Sedangkan ditahun selanjutnya Abraham Maslow mengemukakan bahwa motivasi seseorang dalam bertindak yaitu berdasar kebutuhan masing-masing. Pada tahun 1949 Hebb menelitit tentang alasan terhadap setiap perilaku manusia, bahkan ia juga mendukung proses dari psikologi kognitif.

Perkembangan Psikologi Kognitif Selama tahun 1950-an

Pada tahun 1986 timbul keraguan dari Bernard Baars mengenai Miller yang menjadi pemimpin paling efektif dalam kemunculan psikologi kognitif. Pada tahun 1950-an Miller berpendapat tentang “kognisi” itu bermakna buruk karena psikologi kognitif dianggap tidak tepat dan tidak ada sesuatu yang dapat diuji.

Muller menjelaskan penelitiannya manusia hanya dapat membedakan 7 aspek berbeda pada sesuatu, hingga ia meringkas pemikirannya dalam sebuah artikel. Pemikiran Muller inilah yang masih terpakai hingga selanjutnya, ini menjadi peristiwa penting awalnya perkembangan psikologi kognitif. Juga pada 1950-an ini para ahli terus mengembangkan ide mereka.

Pada tahun 1955 Hebb masih tertarik dengan proses kognitif, seperti ada contoh mengenai orang-orang berfikir bahwa merokok akan menyebabkan kanker. Seorang perokok dapat mengurangi disonansi kognitifnya dengan mengurangi kebiasaan merokok tersebut dan memiliki keyakinan bahwa rokok dan kanker tidak memiliki hubungan apapun.

Perkembangan psikologi Kognitif Sesudah 1950-an

            Pada tahun 1960-an Miller bahkan mendirikan Pusat Studi Kognitif di Harvard. Selain mempromosikan tentang proses psikologi kognitif ia juga menekankan gagasan pieget di psikologi AS. Pada tahun 1963 karena Miller begitu effort terhadap perkembangan psikologi kognitif ia diberi penghargaan Kontribusi Ilmiah serta ia menjadi presiden APA. Hebb juga begitu terharu karena psikologi kognitif akan dipelajari juga di psikologi kontemporer. Hingga pada tahun 1967 murid Miller menerbitkan sebuah buku yang sangat berpengaruh dengan psikologi kognitif.

 

Contoh Dalam Kehidupan Sehari-Hari :

1.     1. Perseptual konstansi, bagian konstansi ukuran, Ketika kita melihat di spion kendaraan di belakang itu     kecil, tapi kita tetap tau ukuran kendaraan itu yang sebenarnya meskipun di dalam spion ukurannya         kecil.

2.   2. Subjektif dan objektif reality, contohnya saat kita belum mengetahui realita kehidupan ataupun     peraturan kampus yang sebenarnya, maka kita akan dengan ringan untuk melakukan suatu                 pelanggaran. Namun Ketika kita sudah tahu faktanya tentang peraturan kampus maka kita akan lebih         berhati-hati lagi kedepannya.

 

Referensi :

Hergenhan. (n.d.). Introduction to The History of Psychology, Fourth Edition

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proses dan Fungsi Mental : Sensasi dan persepsi

Psikoanalisa dan Humanistik

Stress dan Kesehatan