Motivasi dan Emosi

 Motivasi dan Emosi



Nama         : Hanum Nabilah

NIM          : 2310321011

Kelas         : A

Dosen Pengampu :

Diny Amenike, M.Psi.,Psikolog

 Mafaza, S.Psi.,M.Sc

Puji Gufron Rhodes, S.Psi, M.Si,



A.    Pengertian Motivasi

Dalam Bahasa latin motivasi berasal dari kata “movere” yang artinya bergerak atau berpindah. Jadi makna motivasi adalah sesuatu yang dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu. Suatu tindakan yang akan kita lakukan itu didasari adanya kebutuhan. Menurut saya alur dari motivasi yaitu adanya kebutuhan lalu tindakan lalu arahan dan hasil.

Sebagai contoh saat kita sedang duduk santai lalu teringat besok ada ujian lalu kita berfikir bahwa harus belajar. Maka disini kebutuhannya adalah belajar, lalu timbul tindakan berdiri dari duduk lanjut kita mengarah ke meja belajar lalu kita mulai membaca buku dan belajar. Motivasi dapat didatangkan dari luar dan dalam diri. Kesimpulannya motivasi adalah suatu dorongan yang ada untuk tercapainya atau terpenuhi tujuan kita.

 

B.    Teori Pendekatan Motivasi

1.     Teori Motivasi McClelland

McClelland mengemukakan teori mengenai motivasi yang terbagi menjadi 3, yaitu:

a.     Need For Affiliation (Kebutuhan Untuk Afiliasi (nAff))

Manusia merupakan makhluk sosial yang mana butuh manusia lain atau selalu berinteraksi dengan yang lain. Menurut McClelland setiap manusia memiliki kebutuhan psikologis yang mana ia butuh untuk disukai banyak orang ia suka di akui oleh orang lain. Kebutuhan ini membuat manusia bisa menjalin hubungan baik dengan orang lain.

b.     Need For Achievment (Kebutuhan Untuk Prestasi (nAch))

Disaat kita punya kebutuhan untuk berprestasi disitu timbullah dorongan atau motivasi untuk tercapainya tujuan, baik itu tujuan yang menantang atau realistis. Motivasi prestasi berkaitan dengan keberhasilan. Contoh saat menjadi mahasiwa kita butuh prestasi maka untuk mencapai prestasi tersebut kita harus punya dorongan untuk aktif di kelas, tepat waktu mengerjakan tugas, dan lainnya.

 

 

c.     Need For Power (Kebutuhan Untuk Kekuasaan (nPow))

Kebutuhan kekuasaan tujuannya adalah untuk menguasai atau mempengaruhi orang lain. Disini kita terdorong untuk dapat mengambil kendali atas orang lain. Hal ini contohnya dalam suatu kelompok kita ingin pendapat kita yang akan dipakai dalam kelompok tersebut dan diterapkan, namun konteks nya mereka tidak terpaksa.

 

2.     Teori Carol Dweck's

2.Menurut Carol Dweck’s kebutuhan akan prestasi itu berkaitan dengan kepribadian seseorang, mengapa demikian. Tentang bagaimana kita melihat atau mengukur potensi kita apakah akan berhasil atau malah gagal itu akan mempengaruhi perilaku. Prestasi terbagi menjadi 2 bagian, pertama kita menganggap prestasi atau cerdas itu dapat diubah, dengan begitu kita melihat tujuan itu bisa saja tercapai dengan belajar dan usaha yang tekun. Maka akan muncul motivasi untuk berjuang. Kedua, kita beranggapan prestasi atau cerdas itu tidak dapat diubah, kita akan melihat tujuan itu sebagai suatu kegagalan karena tidak sesuai dengan kapasitas. Maka akibatnya kita akan malas, menyerah, dan pasrah begitu saja.

 

3.     Pendekatan Arousal dan Incentive

a.     Teori Arousal

Teori Arousal atau disebut juga dengan teori gairah, dikatakan bahwa setiap orang itu memiliki kemampual yang baik atau optimal, kemampuan tersebut dapat diimbangi dengan menaikkan atau mengurangi stimulus. Saat gairah kita tinggi itu aka nada Upaya untuk mengurangi dan begitupun sebalinya. Kayak contohnya seseorang yang punya gairah tinggi itu suka sesuatu yang menantang seperti mendaki gunung, dengan begitu gairahnya dirasa diterapkan pada lingkungan yang tepat, sedangkan gairah ya redah biasanya tidak suka hal menantang, seperti mereka suka membaca buku.

b.     Teori Incentive

Saat seseorag melakukan suatu Tindakan namun tidak didasari kebutuhan. Kita melakukan sesuatu karena hal tersebut menarik, hal ini erat dengan pengaruh eksternal dan sifatnya yang mendatangkan manfaat. Contohnya kita membeli barang yang tidak begitu kita butuh tapi kita ingin dan hal itu menarik.

 

4.     Pendekatan Humanistik

Pada pendekatan humanistik ini kita akan membahas teori maslow, yaitu teori kebutuhan maslow yang terdiri atas 5 tingkatan, yang mana kita harus memenuhi 4 kebutuhan di bawah untuk dapat memenuhi tingkatan paling atas. Dikatakan bahwa jarang ada orang yang bisa mencapai tingkat tertinggi.

Hierarki kebutuhan menurut Abraham Maslow itu berbentuk piramida yang memiliki 5 tingkatan :

1.     Tingkatan paling bawah yaitu kebutuhan fisiologi, seperti makan, minum, tidur, dan lainnya. Pada tingkat satu ini kebutuhan yang benar mendasar seseorang untuk bisa bertahan hidup.

2.     Tingkatan kedua yaitu kebutuhan rasa aman, setelah kebutuhan fisiologi terpenuhi kita masuk pada tahap ini. Pastinya setiap individu menginginkan rasa aman, karena tidak enak menjalani kehidupan dengan penuh kecemasan.

3.     Tingkatan ketiga yaitu kebutuhan sosial, yang mana hal ini mencakup hubungan kita dengan orang lain, seperti keluarga, teman, dan lainnya. Perlu diingat Kembali kita baru bisa memasuki tahapan ini jika kedua tahapan di bawahnya telah terpenuhi.

4.     Tingkatan keempat yaitu kebutuhan penghargaan, setelah kita mengenal banyak orang maka akan muncul perasaan kita ingin dihargai, dianggap, diakui. Misalnya dalam sebuah kelompok kita ingin diakui punya kedudukan oleh yang lain.

5.     Tingkatan kelima yaitu kebutuhan aktualisasi diri, tahap ini merupakan tahap yang paling tinggi dan susah digapai. Tidak semua orang mampu melewati tahap ini. Kita mesti memastikan 4 tahap sebelumnya benar-benar terpenuhi. Pada tahap ini kita dapat mengembangkan diri.

 

 

 

C.    Pengertian Emosi

Emosi itu dapat juga diartikan sebagai perasaan, mengenai perasaan yang kita rasakan saat melakukan Tindakan. Dalam Bahasa latin emosi berarti Gerakan. Emosi merupakan suatu perubahan ekspresi, tindakan, dan perasaan. Di dalam World College Dictionary dikatakan bahwa emosi adalah rangkaian kegiatan pikiran dan perasaan serta perasaan yang meletup-letup. Pada psikologi zaman dulu berusaha mengaitkan perasaan dengan rasa gelisah hingga muncul gagasan tentang perbedaan perasaan dan emosi. Namun psikologi sekarang cenderung menganggap perasaan dan emosi itu satu kesatuan tapi lebih menekankan mengenai emosi.

 

D.    Elemen-Elemen Emosi

Terdapat 3 elemen emosi, yaitu pertama physiological response, fisiologi emosi saat seseorang merasakan emosi gairah tersebut diciptakan dari sistem saraf simpatik, ditandai dengan denyut jantung meningkat pernapasan cepat. Contohnya saat kita marah, hal itu dapat diukur dengan fisiologis, meski ekspresi setia orang berbeda yang mana tidak bis akita mendeteksi hanya dalam aspek ekspresi saja. Bagian otak yang berfungsi mengendalikan emosi adalah amigdala.

Kedua behaviour emotion, yaitu ekspresi. Orang lain dapat mendeteksi perasaan atau emosi kita melalui gaya bicara, gerak-gerik maupun emosi yang kita lakukan. Seperti ekspresi wajah, meskipun hal ini tidak mutlak dikarenakan ekspresi setiap orang berbeda namun secara umum akan sama.

Sebagai contoh seorang anak bayi yang terlahir buta dapat mengekspresikan sesuatu tanpa ia tahu sebelumnya bagaimana ekspresi yang seharusnya. Ekman dan Friesen menemukan budaya pada Jepang, Eropa, dan Amerika mereka menangkap beberapa bentuk ekspresi, yaitu marah, sedih, takut, jijik, bahagia, terkejut. Di Jepang itu memiliki peraturan, jika emosi tersebut bersifat negative atau bisa membuang orang lain tidak nyaman maka mereka harus bisa mengendalikan ekspresi mereka.

Ketiga experience subjective, dengan memaknai perasaan dengan memberinya label, seperti marah, takut, dan lainnya. Proses pelabelan ini nantinya berguna untuk mengambil Kembali ingatan dari pengalaman sebelumnya yang mengalami kejadian yang sama. Pelabelan dan perasaan ini akan terdapat perbedaan setiap budayanya. Hal ini juga dapat membantu kita untuk mengetahui emosi orang lain.

 

E.    Teori-Teori Emosi

1.     Teori Common-sense

Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa emosi itu dapat dilihat dari perubahan fisiologis, nah pada teori ini menjelaskan bahwa kita merasakan emosi awalnya mendapat stimulus lalu diterjemahkan dan timbullah perasaan emosi yang mana akan mempengaruhi kondisi fisiologis semula. Contohnya saat kita melihat Binatang buas, maka reaksi tubuh kita pupil membesar, berkeringat, ini bentuk perubahan yang terjadi yang menandakan kalau kita dalam perasaan yang takut.

2.     Teori James-Lange

Hamper mirip dengan teori Common sense bedanya menurut teori ini emosi ada karena respon fisiologis yang mana setelah perubahasan fisiologis terjadi maka aka nada Tindakan oleh saraf otonom (melihat binatang buas, berlari) saat setelah melakukan Tindakan maka baru kita bisa berasumsi bahwa itu adalah rasa takut.

3.     Teori Cannon-Bard

Menurut teori ini antara emosi dan perubahan fisiologis itu terjadi bersamaan, jadi saat tubuh mendapat sensori dari luar lalu dikirim ke otak secara bersamaan oleh thalamus, lalu hasil rangsangan itu menjadi suatu Tindakan. Semua hal ini terjadi bersamaan bukan bertahap. Contohnya melihat, takut, berlari ini terjadi bersamaan.

4.     Teori Facial Feedback

Feedback artinya timbal balik, jadi teori ini tentang adanya hubungan timbal balik antar emosi dengan ekspresi wajah, ekspresi wajah memberikan timbal balik ke otak, yang mana ekspresi wajah menjadi pusah dari emosi karena terkait dengan otot. Contohnya saat kita merasakan perasaan bahagia maka akan reflek untuk tersenyum atau tertawa, maka otot wajah akan bekerja yang mana menandakan bahwa itu menjadi suatu energi atau emosi positif. Dikatakan semakin banyak seseorang tersenyum maka akan semakin bahagia.

 

 

5.     Teori Kognitif

a.     Teori Kognitif Schachter

Teori ini dikemukakan oleh Stanley Schachter mengatakan bahwa kognisi atau mental itu erat kaitannya dengan emosi, yang mana jika mendapat rangsangan dari luar maka rangsangan akan muncuk pada tubuh. Teori ini hampir mirip dengan James-Lange. Lalu apa peran penilaian kognitif dalam teori ini, perannya yaitu untuk menyadarkan akan rasa emosi tersebut. Misalnya kita disakiti oleh orang lain lalu respon kita adalah sedih dan marah maka penilaian kognitif akan menyimpulkan itu sebuah emosi.

 

b.     Teori Kognitif Lazarus

Teori ini mempelajari tentang dalam menentukan emosi, pikiran yang berperan penting. Stimulus yang kita dapatkan dan dikirim ke otak akan menghasilkan emosional yang mana mengambil peran kognitif atau pemikiran.

 

Contoh Dalam Kehidupan Sehari-Hari :

1.    1.  Sebagai seorang mahasiswa kita punya kebutuhan untuk berprestasi, selain membuat orangtua bangga hal itu juga dapat membuat hati senang. Karena itu dapat membuat orangtua bangga maka akan muncuk kebutuhan dan motivasi untuk dapat berprestasi semasa kuliah. (nAch)

2.     2. Saat kita melihat orang kecelakaan hal itu merupakan sensori, yang mana akan memunculkan efek takut, terdiam, cemas maka perilaku yang timbul yaitu kita menjadi tidak karuan dan panik.

 

Referensi :

Ciccarelli,S.K.,& Noland White,J.(2001). Pstchology in Action, Fourth Edition.

 

 













Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proses dan Fungsi Mental : Sensasi dan persepsi

Psikoanalisa dan Humanistik

Stress dan Kesehatan