Motivasi dan Emosi
Motivasi dan Emosi
A. Pengertian
Motivasi
Dalam Bahasa latin motivasi berasal dari kata “movere”
yang artinya bergerak atau berpindah. Jadi makna motivasi adalah sesuatu yang
dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu. Suatu tindakan yang akan
kita lakukan itu didasari adanya kebutuhan. Menurut saya alur dari motivasi
yaitu adanya kebutuhan lalu tindakan lalu arahan dan hasil.
Sebagai contoh saat kita sedang duduk santai lalu
teringat besok ada ujian lalu kita berfikir bahwa harus belajar. Maka disini
kebutuhannya adalah belajar, lalu timbul tindakan berdiri dari duduk lanjut
kita mengarah ke meja belajar lalu kita mulai membaca buku dan belajar.
Motivasi dapat didatangkan dari luar dan dalam diri. Kesimpulannya motivasi
adalah suatu dorongan yang ada untuk tercapainya atau terpenuhi tujuan kita.
B. Teori
Pendekatan Motivasi
1. Teori
Motivasi McClelland
McClelland mengemukakan
teori mengenai motivasi yang terbagi menjadi 3, yaitu:
a. Need
For Affiliation (Kebutuhan Untuk Afiliasi (nAff))
Manusia
merupakan makhluk sosial yang mana butuh manusia lain atau selalu berinteraksi
dengan yang lain. Menurut McClelland setiap manusia memiliki kebutuhan
psikologis yang mana ia butuh untuk disukai banyak orang ia suka di akui oleh
orang lain. Kebutuhan ini membuat manusia bisa menjalin hubungan baik dengan
orang lain.
b. Need
For Achievment (Kebutuhan Untuk Prestasi (nAch))
Disaat
kita punya kebutuhan untuk berprestasi disitu timbullah dorongan atau motivasi
untuk tercapainya tujuan, baik itu tujuan yang menantang atau realistis.
Motivasi prestasi berkaitan dengan keberhasilan. Contoh saat menjadi mahasiwa
kita butuh prestasi maka untuk mencapai prestasi tersebut kita harus punya
dorongan untuk aktif di kelas, tepat waktu mengerjakan tugas, dan lainnya.
c. Need
For Power (Kebutuhan Untuk Kekuasaan (nPow))
Kebutuhan
kekuasaan tujuannya adalah untuk menguasai atau mempengaruhi orang lain. Disini
kita terdorong untuk dapat mengambil kendali atas orang lain. Hal ini contohnya
dalam suatu kelompok kita ingin pendapat kita yang akan dipakai dalam kelompok
tersebut dan diterapkan, namun konteks nya mereka tidak terpaksa.
2. Teori
Carol Dweck's
2.Menurut
Carol Dweck’s kebutuhan akan prestasi itu berkaitan dengan kepribadian
seseorang, mengapa demikian. Tentang bagaimana kita melihat atau mengukur
potensi kita apakah akan berhasil atau malah gagal itu akan mempengaruhi
perilaku. Prestasi terbagi menjadi 2 bagian, pertama kita menganggap prestasi
atau cerdas itu dapat diubah, dengan begitu kita melihat tujuan itu bisa saja
tercapai dengan belajar dan usaha yang tekun. Maka akan muncul motivasi untuk
berjuang. Kedua, kita beranggapan prestasi atau cerdas itu tidak dapat diubah,
kita akan melihat tujuan itu sebagai suatu kegagalan karena tidak sesuai dengan
kapasitas. Maka akibatnya kita akan malas, menyerah, dan pasrah begitu saja.
3. Pendekatan
Arousal dan Incentive
a. Teori
Arousal
Teori
Arousal atau disebut juga dengan teori gairah, dikatakan bahwa setiap orang itu
memiliki kemampual yang baik atau optimal, kemampuan tersebut dapat diimbangi
dengan menaikkan atau mengurangi stimulus. Saat gairah kita tinggi itu aka nada
Upaya untuk mengurangi dan begitupun sebalinya. Kayak contohnya seseorang yang
punya gairah tinggi itu suka sesuatu yang menantang seperti mendaki gunung,
dengan begitu gairahnya dirasa diterapkan pada lingkungan yang tepat, sedangkan
gairah ya redah biasanya tidak suka hal menantang, seperti mereka suka membaca
buku.
b. Teori
Incentive
Saat
seseorag melakukan suatu Tindakan namun tidak didasari kebutuhan. Kita
melakukan sesuatu karena hal tersebut menarik, hal ini erat dengan pengaruh
eksternal dan sifatnya yang mendatangkan manfaat. Contohnya kita membeli barang
yang tidak begitu kita butuh tapi kita ingin dan hal itu menarik.
4. Pendekatan
Humanistik
Pada
pendekatan humanistik ini kita akan membahas teori maslow, yaitu teori
kebutuhan maslow yang terdiri atas 5 tingkatan, yang mana kita harus memenuhi 4
kebutuhan di bawah untuk dapat memenuhi tingkatan paling atas. Dikatakan bahwa
jarang ada orang yang bisa mencapai tingkat tertinggi.
Hierarki kebutuhan
menurut Abraham Maslow itu berbentuk piramida yang memiliki 5 tingkatan :
1. Tingkatan
paling bawah yaitu kebutuhan fisiologi, seperti makan, minum, tidur, dan
lainnya. Pada tingkat satu ini kebutuhan yang benar mendasar seseorang untuk
bisa bertahan hidup.
2. Tingkatan
kedua yaitu kebutuhan rasa aman, setelah kebutuhan fisiologi terpenuhi kita
masuk pada tahap ini. Pastinya setiap individu menginginkan rasa aman, karena
tidak enak menjalani kehidupan dengan penuh kecemasan.
3. Tingkatan
ketiga yaitu kebutuhan sosial, yang mana hal ini mencakup hubungan kita dengan
orang lain, seperti keluarga, teman, dan lainnya. Perlu diingat Kembali kita
baru bisa memasuki tahapan ini jika kedua tahapan di bawahnya telah terpenuhi.
4. Tingkatan
keempat yaitu kebutuhan penghargaan, setelah kita mengenal banyak orang maka
akan muncul perasaan kita ingin dihargai, dianggap, diakui. Misalnya dalam
sebuah kelompok kita ingin diakui punya kedudukan oleh yang lain.
5. Tingkatan
kelima yaitu kebutuhan aktualisasi diri, tahap ini merupakan tahap yang paling
tinggi dan susah digapai. Tidak semua orang mampu melewati tahap ini. Kita
mesti memastikan 4 tahap sebelumnya benar-benar terpenuhi. Pada tahap ini kita
dapat mengembangkan diri.
C. Pengertian
Emosi
Emosi itu dapat juga diartikan sebagai perasaan,
mengenai perasaan yang kita rasakan saat melakukan Tindakan. Dalam Bahasa latin
emosi berarti Gerakan. Emosi merupakan suatu perubahan ekspresi, tindakan, dan
perasaan. Di dalam World College Dictionary dikatakan bahwa emosi adalah
rangkaian kegiatan pikiran dan perasaan serta perasaan yang meletup-letup. Pada
psikologi zaman dulu berusaha mengaitkan perasaan dengan rasa gelisah hingga
muncul gagasan tentang perbedaan perasaan dan emosi. Namun psikologi sekarang
cenderung menganggap perasaan dan emosi itu satu kesatuan tapi lebih menekankan
mengenai emosi.
D. Elemen-Elemen
Emosi
Terdapat 3 elemen emosi, yaitu pertama physiological
response, fisiologi emosi saat seseorang merasakan emosi gairah tersebut
diciptakan dari sistem saraf simpatik, ditandai dengan denyut jantung meningkat
pernapasan cepat. Contohnya saat kita marah, hal itu dapat diukur dengan
fisiologis, meski ekspresi setia orang berbeda yang mana tidak bis akita
mendeteksi hanya dalam aspek ekspresi saja. Bagian otak yang berfungsi
mengendalikan emosi adalah amigdala.
Kedua behaviour emotion, yaitu ekspresi. Orang lain
dapat mendeteksi perasaan atau emosi kita melalui gaya bicara, gerak-gerik
maupun emosi yang kita lakukan. Seperti ekspresi wajah, meskipun hal ini tidak
mutlak dikarenakan ekspresi setiap orang berbeda namun secara umum akan sama.
Sebagai contoh seorang anak bayi yang terlahir buta
dapat mengekspresikan sesuatu tanpa ia tahu sebelumnya bagaimana ekspresi yang
seharusnya. Ekman dan Friesen menemukan budaya pada Jepang, Eropa, dan Amerika
mereka menangkap beberapa bentuk ekspresi, yaitu marah, sedih, takut, jijik,
bahagia, terkejut. Di Jepang itu memiliki peraturan, jika emosi tersebut
bersifat negative atau bisa membuang orang lain tidak nyaman maka mereka harus
bisa mengendalikan ekspresi mereka.
Ketiga experience subjective, dengan memaknai perasaan
dengan memberinya label, seperti marah, takut, dan lainnya. Proses pelabelan
ini nantinya berguna untuk mengambil Kembali ingatan dari pengalaman sebelumnya
yang mengalami kejadian yang sama. Pelabelan dan perasaan ini akan terdapat
perbedaan setiap budayanya. Hal ini juga dapat membantu kita untuk mengetahui
emosi orang lain.
E. Teori-Teori
Emosi
1. Teori
Common-sense
Seperti yang dikatakan
sebelumnya bahwa emosi itu dapat dilihat dari perubahan fisiologis, nah pada
teori ini menjelaskan bahwa kita merasakan emosi awalnya mendapat stimulus lalu
diterjemahkan dan timbullah perasaan emosi yang mana akan mempengaruhi kondisi
fisiologis semula. Contohnya saat kita melihat Binatang buas, maka reaksi tubuh
kita pupil membesar, berkeringat, ini bentuk perubahan yang terjadi yang
menandakan kalau kita dalam perasaan yang takut.
2. Teori
James-Lange
Hamper mirip dengan teori
Common sense bedanya menurut teori ini emosi ada karena respon fisiologis yang
mana setelah perubahasan fisiologis terjadi maka aka nada Tindakan oleh saraf
otonom (melihat binatang buas, berlari) saat setelah melakukan Tindakan maka
baru kita bisa berasumsi bahwa itu adalah rasa takut.
3. Teori
Cannon-Bard
Menurut teori ini antara
emosi dan perubahan fisiologis itu terjadi bersamaan, jadi saat tubuh mendapat
sensori dari luar lalu dikirim ke otak secara bersamaan oleh thalamus, lalu
hasil rangsangan itu menjadi suatu Tindakan. Semua hal ini terjadi bersamaan
bukan bertahap. Contohnya melihat, takut, berlari ini terjadi bersamaan.
4. Teori
Facial Feedback
Feedback artinya timbal
balik, jadi teori ini tentang adanya hubungan timbal balik antar emosi dengan
ekspresi wajah, ekspresi wajah memberikan timbal balik ke otak, yang mana
ekspresi wajah menjadi pusah dari emosi karena terkait dengan otot. Contohnya
saat kita merasakan perasaan bahagia maka akan reflek untuk tersenyum atau
tertawa, maka otot wajah akan bekerja yang mana menandakan bahwa itu menjadi
suatu energi atau emosi positif. Dikatakan semakin banyak seseorang tersenyum
maka akan semakin bahagia.
5. Teori
Kognitif
a. Teori
Kognitif Schachter
Teori ini dikemukakan
oleh Stanley Schachter mengatakan bahwa kognisi atau mental itu erat kaitannya
dengan emosi, yang mana jika mendapat rangsangan dari luar maka rangsangan akan
muncuk pada tubuh. Teori ini hampir mirip dengan James-Lange. Lalu apa peran
penilaian kognitif dalam teori ini, perannya yaitu untuk menyadarkan akan rasa
emosi tersebut. Misalnya kita disakiti oleh orang lain lalu respon kita adalah
sedih dan marah maka penilaian kognitif akan menyimpulkan itu sebuah emosi.
b. Teori
Kognitif Lazarus
Teori ini mempelajari tentang dalam
menentukan emosi, pikiran yang berperan penting. Stimulus yang kita dapatkan
dan dikirim ke otak akan menghasilkan emosional yang mana mengambil peran
kognitif atau pemikiran.
Contoh
Dalam Kehidupan Sehari-Hari :
1. 1. Sebagai
seorang mahasiswa kita punya kebutuhan untuk berprestasi, selain membuat
orangtua bangga hal itu juga dapat membuat hati senang. Karena itu dapat
membuat orangtua bangga maka akan muncuk kebutuhan dan motivasi untuk dapat
berprestasi semasa kuliah. (nAch)
2. 2. Saat
kita melihat orang kecelakaan hal itu merupakan sensori, yang mana akan
memunculkan efek takut, terdiam, cemas maka perilaku yang timbul yaitu kita
menjadi tidak karuan dan panik.
Referensi
:
Ciccarelli,S.K.,&
Noland White,J.(2001). Pstchology in Action, Fourth Edition.



Komentar
Posting Komentar